Kamis, 19 September 2024

Meski Belum Ditemukan di Kaltim, Dinkes Siapkan Protokol Perawatan Pasien Hepatitis Misterius

Senin, 16 Mei 2022 16:5

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Masitah

VONIS.ID, SAMARINDA - Belakangan ini, Publik dikhwatirkan dengan adanya kasus hepatitis akut misterius.

Satu kasus bergejala mirip hepatitis misterius ditemukan di Kaltim.

Namun Kemenkes memastikan, satu pasien anak meninggal dunia di RSUD AWS Samarinda, berada di kategori discarded atau disisihkan.

Hal ini berarti pasien di Samarinda, telah dinyatakan tidak terkait dengan kasus hepatitis akut.

Kemenkes menduga kasus kematian pasien diduga kuat disebabkan penyakit demam berdarah (DBD).

Kendati belum ditemukannya kasus hepatitis akut di Kaltim, namun upaya pencegahan harus tetap dilakukan.

Dinkes Kaltim telah menyiapkan protokol perawatan jika nantinya ditemukan kasus hepatitis akut di Kaltim, termasuk juga obat-obatan yang akan diberikan ke pasien.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Masitah secara garis besar menjelaskan protokol perawatan yang akan diberikan tidak jauh berbeda dengan penanganan pasien hepatitis yang sudah ada baik varian A hingga E.

Namun kata dia jika kasus tersebut ditemukan di Kaltim maka pasien akan mendapatkan perawan di ruang isolasi.

"Nantinya pasien hepatitis akut misterius tetap akan diisolasi. Kami sudah minta pihak rumah sakit untuk menyiapkan," ujar dr Masitah, Senin (16/5/2022).

Lebih lanjut Masitah mengatakan ruang isolasi akan berbada dengan ruang pasien Covid-19.

Nantinya kata dia, pasien hepatitis misterius tidak akan ditempatkan di ruangan bertekanan negatif seperti pasien corona.

"Tidak di ruangan bertekanan negatif, karena dia penularannya lewat cairan tubuh dan feses, bukan lewat udara," pungkasnya

"Protokol pemakaman seperti biasa saja, tidak seperti protokol Covid-19," lanjutnya.

Dikonfirmasi terkait vaksinasi hepatitis yang sudah ada turut membantu menekan penyebaran hepatitis akut, dr Masitah belum bisa memastikan.

Karena tidak termasuk ke dalam kategori hepatitis yang ada saat ini.

"Perlu penelitian lebih lanjut, untuk menemukan vaksinasi yang pas dengan penyebab hepatitis yang belum diketahui ini," pungkasnya. (ADV/Kominfo Kaltim)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal