VONIS.ID, SAMARINDA -Banjir dan tanah longsor yang kembali melanda Kota Samarinda menjadi alarm keras bagi DPRD.
Insiden longsor di Kelurahan Lempake bahkan menelan korban jiwa, sementara area inlet Terowongan Samarinda ikut terdampak.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, menilai Pemkot harus segera mengubah pendekatan penanganan bencana yang selama ini bersifat reaktif menjadi preventif.
“Kita ini seringnya tunggu korban dulu, baru bertindak. Lubang jalan dibiarkan sampai ada yang celaka. Begitu jatuh korban, baru ramai,” kritiknya, Jumat (16/5/2025).
Menurutnya, pemerintah harus mulai berpikir antisipatif dengan menyusun skema mitigasi bencana secara terukur dan berkelanjutan.
DPRD pun disebut sudah berdiskusi dengan dinas teknis terkait.
“Setiap rencana pembangunan ke depan harus mengantisipasi risiko cuaca ekstrem dan potensi longsor,” tegas politisi Demokrat itu.
Terkait longsor di kawasan proyek Terowongan Samarinda, Andriansyah meminta publik tidak langsung berspekulasi negatif.
“Jangan sampai masyarakat takut pakai terowongan karena informasi simpang siur. Sayang uang rakyat kalau akhirnya tidak dimanfaatkan,” ujarnya.
Ia menekankan, transparansi dan jaminan teknis dari Pemkot adalah kunci untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
“Kita harus yakinkan publik bahwa proyek ini aman. Jangan sembunyi—tampilkan data, buktikan dengan penguatan di lapangan,” pungkasnya. (adv)
