
VONIS.ID – Polresta Samarinda mengakhiri tahun 2025 dengan tren positif di sektor keamanan dan penegakan hukum. Di bawah komando Kombes Pol Hendri Umar, kepolisian mencatat penurunan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sekaligus peningkatan signifikan dalam penyelesaian perkara pidana di Kota Tepian.
Capaian tersebut disampaikan langsung Kombes Pol Hendri Umar dalam rilis akhir tahun Polresta Samarinda yang digelar pada Selasa (30/12/2025). Kegiatan ini turut dihadiri tokoh masyarakat dan tokoh agama, termasuk perwakilan Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT), Nahdlatul Ulama (NU), serta Muhammadiyah.
Kasus Gangguan Kamtibmas Menurun Sepanjang 2025
Dalam pemaparannya, Hendri menegaskan bahwa situasi kamtibmas Samarinda sepanjang 2025 berada dalam kondisi relatif terkendali. Data kepolisian menunjukkan jumlah gangguan kamtibmas mencapai 1.054 kasus, turun dibandingkan tahun 2024 yang mencatatkan 1.179 kasus.
Menurutnya, penurunan ini tidak lepas dari peningkatan patroli, pendekatan preventif, serta sinergi antara kepolisian dan masyarakat. Polresta Samarinda terus memperkuat upaya pencegahan kejahatan dengan mengoptimalkan peran Bhabinkamtibmas hingga ke tingkat kelurahan.
“Secara umum, situasi kamtibmas Kota Samarinda cukup kondusif. Angka kejadian menurun, dan masyarakat semakin aktif berpartisipasi menjaga lingkungannya,” ujar Hendri.
Penyelesaian Perkara Hukum Alami Peningkatan Signifikan
Selain penurunan gangguan kamtibmas, Polresta Samarinda juga mencatat lonjakan kinerja dalam penegakan hukum. Sepanjang 2025, jajaran kepolisian berhasil menyelesaikan 830 perkara, meningkat tajam dibandingkan 687 perkara pada tahun sebelumnya.
Hendri menyebut capaian ini mencerminkan efektivitas penanganan perkara di seluruh unit kerja, baik di tingkat Polresta maupun Polsek jajaran. Ia mengapresiasi soliditas personel yang tetap bekerja optimal di tengah dinamika keamanan yang cukup tinggi.
“Penyelesaian perkara justru meningkat. Ini menunjukkan kinerja anggota di lapangan semakin responsif dan profesional,” tegasnya.
Oktober Jadi Bulan dengan Gangguan Kamtibmas Tertinggi
Polresta Samarinda mencatat dinamika keamanan paling fluktuatif terjadi pada triwulan terakhir 2025. Bulan Oktober menjadi periode dengan jumlah gangguan kamtibmas tertinggi, mencapai 138 kasus.
Hendri menjelaskan, lonjakan tersebut berkaitan erat dengan padatnya agenda nasional dan lokal, termasuk maraknya aksi unjuk rasa yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, jajaran Polsek tetap mampu menjaga stabilitas keamanan.
“Rata-rata penyelesaian perkara di tingkat Polsek mencapai 90 persen. Bahkan Polairud mampu menuntaskan 100 persen kasus yang ditangani,” ungkap Hendri.
Kasus Curanmor Masih Jadi Tantangan Serius
Meski angka kriminalitas secara umum menurun, Polresta Samarinda masih menghadapi tantangan pada kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Sepanjang 2025, kepolisian mencatat 138 kasus curanmor, meningkat dibandingkan 104 kasus pada tahun 2024.
Namun demikian, aparat kepolisian berhasil mengungkap 98 kasus dari total laporan tersebut. Hendri menegaskan, pihaknya menjadikan curanmor sebagai fokus utama karena berdampak langsung pada rasa aman masyarakat.
“Curanmor masih menjadi perhatian utama kami. Kejahatan ini sangat meresahkan dan langsung dirasakan dampaknya oleh warga,” tegasnya.
Polresta Samarinda Tangani 106 Kasus Perlindungan Anak
Sorotan lain dalam rilis akhir tahun ini tertuju pada tingginya kasus yang melibatkan anak. Sepanjang 2025, Polresta Samarinda menangani 106 kasus perlindungan anak, mulai dari kekerasan fisik hingga dugaan penganiayaan.
Hendri menyebut hampir setiap pekan pihaknya menerima laporan terkait kasus anak. Ia menekankan pentingnya peran keluarga, lingkungan, dan masyarakat dalam upaya pencegahan.
“Ini menjadi keprihatinan bersama. Perlindungan anak tidak bisa hanya dibebankan kepada kepolisian,” katanya.
Di sisi lain, kasus pencurian dengan pemberatan (curat) menunjukkan tren penurunan. Dari 151 kasus pada 2024, jumlahnya turun menjadi 117 kasus sepanjang 2025.
Sejumlah Kasus Besar Berhasil Diungkap
Polresta Samarinda juga mencatat keberhasilan pengungkapan sejumlah kasus besar yang sempat menyita perhatian publik. Di antaranya kasus penembakan di Jalan Imam Bonjol, dugaan tindak pidana korupsi di salah satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR), pembuatan bom molotov, hingga sindikat pencurian dengan modus ketuk pintu.
Hendri menegaskan seluruh capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh personel Polresta Samarinda serta dukungan masyarakat.
“Keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi tanggung jawab bersama. Kami akan terus meningkatkan pelayanan dan penegakan hukum demi Samarinda yang aman dan kondusif,” pungkasnya.
(Redaksi)
