.jpg)
VONIS.ID - Mobil Ford V8 menjadi saksi bisu akhir perjalanan sepasang bandit, yang kisahnya terus menjadi bahan perbincangan hingga saat ini.
Kejayaan pasangan Clyde Chestnut Barrow dan Bonnie Elizabeth Parker, berakhir di dalam mobil Ford V8, setelah menerima ratusan tembakan dari kepolisian, pada 23 Mei 1934.
Keduanya berada di dalam Ford V8 dan terjebak dalam kepungan empat petugas dari Texas dan dua petugas dari Louisiana yang memuntahkan timah-timah panas ke arah pasangan itu.
Keduanya tewas setelah petugas menghujani mobil yang ditunggangi mereka dengan sekitar 130 butir peluru, dengan 50 tembakan bersarang di tubuh pasangan kriminal tersebut.
Sementara Ford V8, kendaraan itu kini dipajang di Whiskey Pete’s Resort and Casino yang berlokasi sekitar 64 km sebelah selatan Las Vegas.
Ford V8 itu merupakan truk ringan yang dibuat antara tahun 1932 hingga 1934.
Ford B V8 dipasarkan sebagai Ford Model 18 di tahun pertamanya dan secara umum disebut sebagai Ford V8.
Mobil itu dibekali mesin V8 flathead, yang menjadikannya sebagai mobil murah produksi massal pertama pada masa itu.
Saat pertama kali diperkenalkan, Ford V8 memiliki tenaga 65 house power, namun di tahun-tahun berikutnya, tenaga meningkat secara signifikan melalui berbagai penyempurnaan pada karburator dan sistem pengapiannya.
Selain menampilkan Ford V8 yang berhiaskan lubang-lubang tembakan, di dalamnya juga terdapat kemeja yang dikenakan oleh Clyde di detik-detik kematiannya, beberapa helai surat asli dan barang-barang kecil dari perjalanan pasangan bandit legendaris ini.
Awal mula pertemuan Clyde dan Bonnie bermula pada Januari 1930 silam di Texas.
Ketika itu, Bonnie masih berusia 19 tahun dan berstatus sebagai istri resmi dari Roy Thronton.
Sementara Clyde berusia 21 tahun dan masih lajang.
Ketertarikan antara keduanya diyakini sudah tumbuh sejak pertama kali mereka bertemu.
Anggapan ini diperkuat ketika Clyde ditangkap aparat karena melakukan pencurian, ia berhasil melarikan diri berkat bantuan pistol yang diselundupkan oleh Bonnie.
Namun, pelarian tersebut nyatanya tak dapat dibilang sukses.
Clyde akhirnya tertangkap pada tahun 1932 dan mendekam di penjara.
Begitu ia bebas, ia memutuskan untuk bergabung dengan Bonnie guna melanjutkan ‘petualangan’ mereka dan merekrut tambahan anggota untuk geng Barrow.
Beberapa anggota baru di antaranya adalah Raymond Hamilton, Buck Barrow bersama sang istri, Blanche, W.D Jones dan Henry Methvin.
Serangkaian aksi perampokan membuat mereka menjadi bahan pemberitaan utama di seluruh Amerika.
Hanya saja, mereka selalu saja lolos dari kejaran polisi.
Pada tahun 1933, Buck Barrow harus tewas akibat peluru yang bersarang di tubuhnya, dan sang istri harus tertangkap di Iowa.
Merasa di atas angin, pihak kepolisian berencana untuk memasang jebakan guna menghentikan Clyde dan Bonnie di Kota Dallas pada 22 November 1933.
Alih-alih tertangkap, pasangan kriminal ini justru dapat lolos dan melarikan diri dengan mencuri mobil seorang pengacara.
Selama dua tahun, kelompok yang Clyde dan Bonnie pimpin telah merampok sejumlah bank dan toko di lima negara bagian berbeda, di antaranya Texas, Oklahoma, New Mexico, Missouri, hingga Louisiana.
Ketika menjalankan tindakan kriminalnya, sepasang kekasih ini disebut berdarah dingin dan tak ragu merenggut nyawa siapapun, termasuk pejabat tinggi kepolisian lokal.
Terlepas dari serangkaian kisah kriminal yang indentik dengan Clyde dan Bonnie, ternyata ada kisah romantisme terselip di dalamnya.
Bahkan, sebagian orang menjuluki mereka sebagai 'Robin Hood'.
Keinginan terakhir mereka untuk dikubur berdampingan nyatanya tidak mendapat restu ibunda Bonnie.
Akhirnya Bonnie disemayamkan di Dallas, sementara Clyde ditempatkan di sebelah saudaranya, Buck.
Kisah mereka lalu diangkat di film berjudul Bonnie and Clyde yang diproduksi pada tahun 1967.
(redaksi)
