Senin, 8 Juli 2024

Atasi Kasus Stunting, Ini Upaya yang Akan Dilakukan Pemkot Samarinda

Rabu, 12 Juni 2024 15:47

Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso hadiri acara pencanangan kegiatan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting/IST

VONIS.ID - Kegiatan pencanangan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting turut dihadiri Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso, pada Rabu (12/6/2024).

Kegiatan itu berlangsung di Posyandu Lily, Jalan HM Rifadin, Perumahan Bumi Rinda Luhut, Samarinda.

Dalam kesempatan itu, Rusmadi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memastikan kesehatan calon pengantin, ibu hamil, dan bayi, terutama yang berusia di bawah dua tahun atau berada dalam masa 1000 hari pertama kehidupan.

"Tadi sudah saya sampaikan ya, tetapi yang paling penting dari kegiatan ini adalah pencanangan untuk pengukuran dan intervensi serentak yang dipusatkan di seluruh posyandu," ujar Rusmadi.

Ia mengatakan bahwa kuncinya adalah bagaimana masyarakat, khususnya calon pengantin, kemudian ibu hamil, serta ibu yang memiliki anak, dibawa ke posyandu untuk dilakukan pengukuran dan penimbangan.

Menurut Rusmadi, kesehatan calon pengantin sangat penting untuk memastikan bahwa mereka layak dan sehat untuk memiliki anak.

"Jika calon pengantin sehat, maka mereka diizinkan untuk memperoleh anak. Kemudian, ibu hamil dipastikan kesehatannya agar melahirkan anak yang sehat pula," jelasnya.

Lebih lanjut, Rusmadi menekankan pentingnya kesehatan bayi dalam dua tahun pertama kehidupan mereka.

"Bayi, terutama yang berusia dua tahun ke bawah, perlu dipastikan sehat karena periode ini sangat kritis dalam 1000 hari pertama kehidupan mereka," jelasnya.

Rusmadi juga mengungkapkan bahwa Samarinda memiliki 728 posyandu yang menjadi kunci dalam pelaksanaan kegiatan ini.

"Tentu, kuncinya adalah posyandu. Yang kedua, pendekatannya adalah pendekatan kolaborasi. Semua pihak harus terlibat," tegasnya.

Ia menekankan bahwa gerakan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk camat, lurah, dan RT yang memiliki wilayah.

"Pak camat, pak lurah, termasuk pak RT yang punya wilayah harus tahu persis berapa jumlah ibu hamil, berapa anak-anak balita, dan berapa yang berisiko stunting," ucapnya.

Dalam upaya kolaboratif ini, ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari intervensi serentak ini adalah agar pemerintah mengetahui dengan pasti jumlah ibu hamil, balita, dan anak-anak yang berisiko stunting di setiap wilayah.

"Tujuan dari intervensi serentak ini adalah agar pemerintah mengetahui persis berapa ibu hamil, berapa jumlah balita, dan berapa yang berisiko stunting," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa esok hari Kamis (13/6/2024) akan diadakan rapat koordinasi yang tidak hanya mengundang camat dan lurah, tetapi juga seluruh posyandu.

"Besok kita akan mengadakan rapat koordinasi, tidak hanya mengundang camat dan lurah, tetapi seluruh posyandu. Untuk posyandu, kita akan lakukan secara daring," tuturnya.

Dengan 728 posyandu yang tersebar di Samarinda, kegiatan ini diharapkan dapat menjangkau seluruh ibu hamil dan anak balita yang memerlukan perhatian.

"Kita memiliki 728 posyandu. Dengan posyandu yang ada, kita berharap dapat menjangkau seluruh ibu hamil dan anak balita yang memerlukan perhatian," kata Rusmadi.

Ia juga menegaskan bahwa posyandu merupakan ujung tombak dalam kegiatan pengukuran dan intervensi serentak ini.

"Posyandu adalah ujung tombak Melalui posyandu, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil dan balita secara langsung," tambahnya.

Rusmadi berharap bahwa dengan kegiatan ini, angka stunting di Kalimantan Timur dapat ditekan secara signifikan.

"Harapan kita, dengan kegiatan ini, angka stunting di Kalimantan Timur dapat ditekan secara signifikan," pungkasnya. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal