Minggu, 6 Oktober 2024

Dinkes Kaltim Beber Angka Cakupan Imunisasi Campak Rubella untuk Kabupaten/ Kota

Jumat, 8 Juli 2022 15:50

BERBICARA - Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki/ Foto: IST

VONIS.ID - Cakupan imunisasi campak Rubella dalam Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk Samarinda sampai saat ini masih menjadi yang terendah di antara kabupaten/kota lainnya.

Hal itu dikatakan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki usai mengikuti rapat evaluasi dan percepatan pelaksanaan BIAN di Hotel Mercure jalan Mulawarman, Rabu (6/7/2022).

"Capaian program BIAN di tingkat Kaltim yang relatif lebih rendah dari kabupaten/kota lainnya adalah Samarinda," ucapnya.

Menurut Basuki, sapaan akrabnya, capaian terendah ini terjadi karena jumlah penduduk Samarinda jauh lebih besar dari Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Provinsi Kaltim.

"Jika kantong Samarinda ini bisa kita naikkan, maka cakupan di provinsi juga akan tinggi. Sehingga, yang tadinya capaian provinsi baru 57,1 persen, bisa meningkat lebih dari itu," jelasnya.

Kemudian, untuk kabupaten/kota yang cakupan imunisasinya tertinggi di Provinsi Kaltim diraih oleh Mahakam Ulu (Mahulu) sebesar 123,8 persen. Kedua, Kutai Barat sebesar 102,5 persen. Ketiga, Balikpapan sebesar 70,9 persen. Keempat, Kutai Kartanegara sebesar 63,9 persen.

Kelima, Penajam Paser Utara sebesar 63,4 persen. Keenam, Paser sebesar 52,0 persen. Ketujuh, Bontang sebesar 50,8 persen. Kedelapan, Kutai Timur sebesar 48,2 persen. Kesembilan, Berau sebesar 43,9 persen. Kesepuluh, Samarinda sebesar 40,4 persen.

"Yang paling tinggi sejauh ini adalah Kabupaten Mahulu sudah 123,8 persen, kemudian Kabupaten Kutai barat disusul Kota Balikpapan," bebernya.

Menurutnya, Provinsi Kaltim bisa mengejar capaian 95 persen yang ditetapkan Pemerintah Pusat apabila semua stakeholder dapat bekerja sama dan saling berkolaborasi.

"Makanya kami mengumpulkan semua stakeholder dalam kesempatan ini untuk bisa mendukung program ini. Tujuannya agar kita bisa berkoordinasi menetapkan jadwal imunisasi dan mencapai herd immunity," tegasnya.

Tampak hadir dr Osa Rafshodia yang merupakan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Samarinda.

Dalam kesempatan ini, ia pun menerangkan bahwa sebenarnya sasaran Samarinda itu dilebihkan sebesar 22,6 persen untuk memfasilitasi orang-orang yang tidak memiliki KTP Samarinda, namun tinggal di Kota Samarinda.

"Sebenarnya untuk warga Kota Samarinda sendiri cakupan BIAN itu sudah 63 persen. Mengapa kita lebihkan, masa yang divaksin cuman warga Kota Samarinda," terangnya.

"Memang kalau orang luar tinggal di Samarinda tidak bisa nularin, kan bisa saja menularkan. Makanya seolah-olah kinerja Samarinda hanya 40 persen tapi sebenarnya proteksi untuk warga kita sendiri sudah mencapai 63 persen," sambungnya.

Pun demikian, Dinkes Kota Samarinda optimis dapat mencapai target di atas 90 persen untuk imunisasi campak Rubella dalam program BIAN di tahun ini. Lalu di Agustus, dr Osa optimis capai target hingga 85 persen.

"Samarinda ini tidak bisa laju karena jumlah nakes pemberi imunisasi itu tidak sebanding dengan jumlah sasaran yang sangat besar, kan Samarinda terbesar di Provinsi Kaltim. Sedangkan kita cuma punya 40 tim berisi 400 nakes yang bisa menyuntikkan. Tapi kita optimis diatas 90 persen tahun ini," ujarnya.

(mu/adv/diskominfo Kaltim)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal