VONIS.ID - Dunia di ambang perang besar, setelah invasi Rusia ke Ukraina, kali ini Turki bersiap melancarkan operasi militer ke Suriah.
Bahkan, hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Hal tersebut tak terlepas dari serangan roket yang menghantam wilayah perbatasan oleh militan Kurdi yang mengakibatkan tiga orang tewas, Senin (21/11/2022).
"Tidak diragukan lagi bahwa operasi ini tidak hanya terbatas pada operasi udara," kata Erdogan, seperti dikutip AFP, dilansir dari CNN Indonesia.
"Otoritas yang kompeten, kementerian pertahanan, dan kepala staf akan bersama-sama memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat kami," ujarnya.
Erdogan menegaskan mereka yang melanggar wilayah bakal membayar tindakan mereka, sesuai dengan peringatan yang telah disampaikannya selama ini.
"Kami telah memperingatkan bahwa kami akan membuat mereka yang melanggar wilayah kami membayar," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah roket diketahui ditembakkan dari wilayah Suriah ke perbatasan Turki, Karkamis, pada Senin hingga menewaskan tiga orang.
Serangan itu terjadi sehari setelah Turki melakukan serangan udara ke sejumlah basis militan Kurdi di Suriah utara dan Irak yang menghancurkan 89 target.
Pasukan Kurdi memang telah lama menjadi musuh bebuyutan Turki, di mana Ankara menilai kelompok pemberontak itu sebagai teroris.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan serangan udara itu diluncurkan sebagai balasan atas serangan bom di Istanbul yang menewaskan enam orang pekan lalu.
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dituding bertanggung jawab atas serangan tersebut.
PKK sendiri sejauh ini telah melancarkan pemberontakan berdarah di Turki selama beberapa dekade dan ditetapkan sebagai kelompok terorisme oleh Ankara dan sekutu Barat.
Namun PKK membantah terlibat dalam ledakan di Istanbul.
(redaksi)