VONIS.ID, SAMARINDA - Program doctor on call resmi diujicoba di Samarinda mulai 2 Desember 2021 ini. Program ini merupakan salah satu visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun - Rusmadi.
Program doctor on call direncanakan akan launching bersamaan dengan hari jadi Kota Samarinda pada 24 Januari 2022 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Ismid Kusasih menyebut, program doctor on call sebelumnya telah melalui tahap kajian hingga studi banding ke Kota Makassar beberapa waktu lalu.
Program tersebut bertujuan memudahkan akses pelayanan kesehatan masyarakat, terutama yang bersifat kondisi kedaruratan.
Dengan sasaran program adalah lansia, bayi, balita, ibu hamil, serta warga yang membutuhkan penanganan segera demi mencegah kematian.
Ismid menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan 10 Puskesmas yang ada di mssing-masing kecamatan Kota Samarinda. Adapun tim doctor on call di masing-masing Puskesmas itu beranggotakan dokter umum, perawat atau bidan sesuai keahliannya, dan supir.
"Ditargetkan bisa siaga 24 jam, tapi saat uji coba ini hanya ada dua shift saja," ujar Ismid usai sosialisasi program doctor on call yang dihadiri 10 Camat se-Samarinda, Kamis (2/12/2021) di Balai Kota.
Disampaikan Ismid, Shift pagi mulai pukul 07.30 -14.30 Wita, kemudian berlanjut pukul 14.30 - 22.30 Wita,.
Adapun mekanisme pemanggilan tim doctor on call tersebut oleh masyarakat, lanjut Ismid, bahwa nomor tujuan sama dengan nomor telepon yang sebelumnya digunakan untuk penanganan Covid-19.
"Saya menekankan agar panggilan itu harus dijawab dulu. Sebelum ditindaklanjuti, ada yang namanya penggalian informasi pasien. Dan yang menjawab sudah pasti dokter," lanjut Ismid.
Terpisah, Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan program doctor on call masih diperlukan sosialisasi lebih. Ia menilai, itu lantaran adanya perbedaan pemahaman antara kedaruratan yang dipahami masyarakat dengan kedaruratan dalam ilmu medis.
"Standar kedaruratan pasien itu akan dirumuskan. Misalnya, gangguan pernapasan yang akut, tidak sadarkan diri, atau kondisi bersalin karena posisi bayinya sudah di mulut rahim, itu bisa," jelasnya.
Andi Harun melanjutkan, program doctor on call ditargetkan bisa berjalan siaga selama 24 jam setelah dilakukan evaluasi. Sebab dikatakannya, program ini akan memiliki banyak kelemahan.
"Pasti ada kelemahan banyak. Nanti kita evaluasi dimana kelemahannya. Sebulan target evaluasinya. Sebelum ulang tahun Pemkot," sebutnya.
Disinggung tim doctor on call akan turut ada di seluruh 26 Puskesmas lainnya, Andi Harun belum dapat memastikan hal tersebut lantaran sarana dan prasarana di beberapa Puskesmas masih kurang lengkap.
"Bahkan, saya juga berniat melengkapi (tim doctor on call) dengan unit ambulan dilengkapi dengan USG dan EKG. Kami akan terus evaluasi," pungkasnya. (*)