VONIS.ID, SAMARINDA – Wakil Gubernur Hadi Mulyadi menghadiri pameran dan seminar Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Lantai 5 Ballroom Hotel Harris jalan Untung Suropati, Kota Samarinda pada Kamis (28/7/2022).
Kegiatan yang diselenggarakan Gakeslab Wilayah Kalimantan Timur ini merupakan upaya untuk menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
"Saya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini," ucap Hadi Mulyadi.
Menurut mantan Legislator Senayan itu, Kaltim menunjukkan kesungguhan dan keseriusannya terhadap Inpres Nomor 2 Tahun 2022 melalui kegiatan ini.
"Presiden memerintahkan agar kita membelanjakan produk dalam negeri minimal 40 persen, jika perlu 90 bahkan 100 persen." jelasnya.
Pun demikian, seharusnya penggunaan produk dalam negeri tidak perlu harus menunggu Inpres.
"Tetapi sebelum atau tidak ada Inpres wajib menggunakan produk dalam negeri. Termasuk alat kesehatan laboratorium," tegas pria kelahiran Samarinda itu.
Orang nomor dua Kaltim ini juga tegas menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi siap melaksanakan Inpres yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo, bahkan masyarakat diimbau agar bersama-sama menggunakan produk dalam negeri.
"Karena, penggunaan produk dalam negeri sama saja meningkatkan perekonomian masyarakat," bebernya.
Di tempat yang sama, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Ketahanan Kefarmasian dan Alkes Lupi Trilaksono mengatakan bahwa kegiatan ini sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat.
"Kita harus menggerakan industri alat kesehatan khususnya produk dalam negeri," ujarnya.
Oleh karenanya, Lupi berharap agar pelaku pelayanan kesehatan seperti dokter dan perawat itu berkomitmen menggunakan produk dalam negeri.
"Permintaan ini berlaku untuk rumah sakit, puskesmas ataupun dinas kesehatan. Mari beli produk dalam negeri melalui distributor di daerahnya masing-masing," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gakeslab Pusat Randi Teguh mengatakan bahwa terselenggaranya pameran kali ini melibatkan sekitar 45 perusahaan dan 10 di antaranya merupakan distributor lokal asli Kaltim.
"Mereka hanya memamerkan produk dalam negeri," katanya.
Dalam kesempatan itu, Randi mendorong agar semakin banyak distributor yang menyalurkan dan menjual alkes dalam negeri.
"Nanti mereka akan berkembang dengan sendirinya, apalagi ketika kebutuhan meningkat pesat. Tidak menutup kemungkinan bisa bertransformasi menjadi produsen," terangnya. (MU/ADV/Diskominfo Kaltim)