VONIS.ID - Tim evakuasi korban ledakan petasan di Kabupaten Blitar, mengungkapkan detik-detik menegangkan saat melakukan pencarian bagian tubuh korban.
Hal ini diceritakan oleh Lukman Rubai, sebagaimana dilansir dari Detik.com.
Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 22.45 WIB, kantor BPBD Kabupaten Blitar di Wlingi mendapat panggilan darurat.
Ada ledakan dahsyat yang terjadi di Dusun Sadeng, Karangbendo Kecamatan Ponggok.
Jarak ini cukup jauh untuk ditempuh dari wilayah bagian timur Kabupaten Blitar, menuju bagian barat.
Satu tim BPBD Kabupaten Blitar sigap melaju dengan sebuah mobil untuk menempuh jarak sekitar 35 kilometer itu.
Situasi jalanan yang lengang, memudahkan petugas segera sampai di lokasi kejadian
Lukman Rubai, termasuk satu diantara petugas yang menuju lokasi malam itu.
Sekitar 15 menit perjalanan, mereka sampai di dusun tujuan.
Jalanan kampung Sadeng telah dipadati warga yang ingin mengetahui, apa yang sebenarnya terjadi di rumah tetangga mereka, Darman.
Udara pekat oleh bau belerang.
Semua benda di atas permukaan tanah berwarna abu-abu, seperti tertutup abu vulkanik Gunung Kelud.
Aliran listrik padam, membuat situasi makin mencekam.
Dengan berbekal lampu yang biasa untuk mengevakuasi korban bencana, ditambah head lamp yang terpasang di helm, para petugas berjibaku mencari tubuh korban ledakan dahsyat yang disebut-sebut akibat petasan ini.
"Pertama kami temukan jasad utuh di depan rumah. Kami langsung masukkan ke dalam kantong jenazah. Lalu kami berjalan ke depan lagi, di tengah jalan atau sebelah utara masjid, kami temukan lagi satu jasad. Tapi hanya separuh badan tanpa kepala," ungkap Lukman kepada detikJatim, Sabtu (25/2/2023).
Sekitar pukul 03.00 WIB, Lukman dan teman-temannya beristirahat sesaat.
Tenaga mereka terkuras karena harus membolak-balikkan reruntuhan rumah yang telah rata dengan tanah.
Karena di balik reruntuhan itu, banyak ditemukan serpihan bagian tubuh korban yang tercecer.
BPBD Kabupaten Blitar tidak sendirian dalam proses pencarian tubuh korban.
Beberapa relawan, warga sekitar dan menyusul anggota BPBD Pemprov Jatim juga turun langsung ke Blitar.
Usai subuh, tim gabungan kembali menemukan dua bagian tubuh korban yang tinggal separuh.
"Lokasi ketiga itu di utara sumber ledakan. Posisinya di tengah tegalan. Radius sekitar 150 meter. Kondisinya separuh badan dengan kepala bagian belakang sepertinya," akunya.
Pria berperawakan kecil yang sudah tergabung sebagai anggota Blitar Rescue tahun 2011 ini hanya bisa mengucapkan istighfar berulang kali.
Sejak menjadi relawan bencana, kemudian resmi sebagai petugas di BPBD Kabupaten Blitar tahun 2016, Lukman mengaku, proses evakuasi korban ledakan petasan di Sadeng meninggalkan kesan tersendiri selama berkarir di bidang ini.
"Iya baru kali ini (evakuasi korban yang kondisi tubuhnya hancur lebur). Semoga tidak ada kejadian seperti ini. Kalau tom-tomen (trauma) tidak ya. Karena memang sudah niatan saya di sini," kata Lukman.
Sejak hari pertama evakuasi hingga H+3, sebanyak sembilan kantong jenazah mereka pakai. Kantong-kantong jenazah itu menjadi wadah mengumpulkan serpihan bagian tubuh yang telah hancur lebur.
Bahkan terlempar hingga sejauh 150 meter lebih.
Ada yang ditemukan di sela dedaunan, di sela reruntuhan rumah tetangga yang ikut terdampak.
Ada juga yang diatas atap rumah warga lainnya.
Semua dalam kondisi gosong dan telah mengering.
Selama tiga hari, Lukman tak meninggalkan lokasi kejadian.
Pada H+4 Lukman izin pulang.
Selain itu, pihak berwajib juga telah menyerahkan jenazah kepada keluarga korban untuk segera dimakamkan.
Diberitakan sebelumnya, insiden ledakan petasan di Blitar menewaskan 4 warga.
Selain itu, ada 34 rumah warga yang rusak hingga puluhan warga mengalami luka.
(redaksi)