Minggu, 24 November 2024

Berita Nasional Trending

Korupsi BTS 4G Kominfo Libatkan Banyak Pihak, Satu Per Satu Terbongkar di Persidangan

Sabtu, 30 September 2023 8:38

Sidang kasus korupsi proyek BTS 4G KOMINFO. (detik.com)

VONIS.ID - Komisi I DPR RI menjadi salah satu pihak yang dituding menerima aliran dana korupsi proyek BTS 4G Kominfo.

Irwan Hermawan buka-bukaan di sidang lanjutan perkara korupsi yang melibatkan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate

Dia mengaku mengalirkan uang ke Komisi I DPR.

Irwan dihadirkan dalam persidangan sebagai saksi mahkota yaitu seorang terdakwa yang bersaksi untuk terdakwa lainnya.

Terdakwa lain yang dimaksud yaitu Johnny G Plate, Anang Achmad Latif, dan Yohan Suryanto. 

Irwan merupakan Komisaris PT Solitech Media Sinergy yang juga kawan dekat dari Anang. 

Dalam perkara ini Irwan disebut mengumpulkan uang dari rekanan-rekanan proyek BTS untuk kemudian dialirkan ke berbagai pihak untuk kepentingan tertentu.

Dalam lanjutan sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (26/9/2023), Irwan tiba-tiba hendak buka-bukaan. 

Apa katanya di hadapan majelis hakim?

"Saya mau menyampaikan sebelumnya ada pemberian yang saya sebelumnya selama diperiksa itu saya belum berani untuk berbicara, Yang Mulia, karena pada saat itu saya takut, Yang Mulia, untuk berbicara karena di antara yang menerima itu sepertinya orang-orang kuat dan punya pengaruh sehingga saya sampai bulan Mei (2023) saya belum buka," ucap Irwan Hermawan, dikutip dari detik.com.

Irwan mengatakan keluarganya terancam dalam kasus ini, karena sejumlah teror telah menyerang istrinya, termasuk teror nonfisik.

Pada akhirnya Irwan berkonsultasi ke kuasa hukum mengenai apa yang dialaminya. 

Berangkat dari situ, Irwan mulai berani untuk membongkar satu per satu perkara ini.

Irwan Hermawan: Saya sih dapat cerita dari Anang bahwa beliau mendapat tekanan-tekanan tertentu terkait proyek BTS terlambat dan sebagainya. Jadi selain dari Jemmy, juga dana lain yang masuk namun penyerahan kepada pihak tersebut dilakukan oleh Pak Windi.

Irwan Hermawan: Saya baru tahu itu pada saat penyidikan. Nama itu sempat saya dengar tapi saya tidak ingat. Pada saat penyidikan Pak Windi, saya sebagai saksi, saya dengar namanya Nistra.

Jemmy yang dimaksud Irwan adalah Jemmy Sutjiawan yang baru-baru ini juga dijerat sebagai tersangka. 

Lalu siapa Windi?

Windi sejatinya juga menjadi terdakwa dalam perkara ini tapi dalam sidang tersebut Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera itu hadir sebagai saksi mahkota.

Hakim lantas mengalihkan pertanyaan ke Windi. 

Hakim menanyakan soal sosok yang disebut Irwan menerima aliran uang dari Windi.

Hakim: Saudara tidak bisa sebut orangnya?

Windi: Belakangan di penyidikan, Yang Mulia. Jadi saya mendapatkan nomor telepon dari Pak Anang, nomor telepon seseorang namanya Nistra.

Windi mengaku saat itu berkomunikasi melalui aplikasi perpesanan bernama Signal. 

Dari komunikasi itu diketahui bila uang yang diantarnya itu untuk K1.

Hakim: K1 tuh apa?

Windi: Ya itu makanya saya tidak tahu, Pak. Akhirnya saya tanya ke Pak Irwan. K1 tuh apa. Oh katanya Komisi I.

Hakim mengejar kesaksian Irwan dan Windi. 

Sampai pada titik di mana Irwan mengaku tahu bila Nistra yang dimaksud adalah staf dari salah satu legislator di Komisi I DPR.

Irwan Hermawan: Belakangan saya tahu dari pengacara saya, beliau orang politik, staf salah satu anggota DPR.

Hakim: Haduh saudara stres kayaknya nih. Iya stres? Kelihatan dari wajahnya. Windi juga. Terus terang saja. Nistra itu siapa? Apa hubungannya?

Namun pertanyaan itu tak bersambut jawaban jelas dari Irwan maupun Windi.

Hakim: Berapa diserahkan ke dia?

Irwan: Saya menyerahkan 2 kali, Yang Mulia, totalnya Rp 70 miliar

Jaksa juga sempat bertanya soal penyerahan uang ke Komisi I DPR itu. 

Jaksa bertanya-tanya apa tujuan pemberian uang itu.

Jaksa: Kalau saksi Irwan, penyerahan ke K1 kepentingannya untuk apa?

Irwan: Saya tidak tahu, yang jelas ada tekanan-tekanan ke Kominfo seperti itu

Jaksa: Ada tekanan ke Kominfo dari Komisi I?

Irwan: Tidak terlalu jelas beliau menyebut satu nama, saya tidak ingat terakhir. Terakhir saya ketahui setelah diperiksa itu Nistra saya baru ingat. (redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal