VONIS.ID, SAMARINDA - Memasuki akhir masa jabatan sebagai Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman berpamitan ke warga Kota Tepian, sentil pesta tahun baru.
Sejak 3 Desember 2019, Kombes Pol Arif Budiman telah menjabat Kapolresta Samarinda.
Selanjutnya pada 3 Januari 2022, Polresta Samarinda akan memiliki pucuk pimpinan yang baru menggantikan posisi Arif Budiman yang dimutasi Kapolri.
Selama menjabat Kapolresta Samarinda, Arif Budiman mengakui Kota Tepian begitu banyak meninggalkan kesan dan pesan dalam dirinya.
Menurutnya, Samarinda memiliki permasalahan kompleks dengan masyarakat heterogennya.
Pada akhir pengabdiannya di Kota Tepian, Arif Budiman tak lupa mewanti masyarakat Samarinda jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.
Kombes Pol Arif Budiman menyentil pesta tahun baru yang kerap digelar warga dalam menyambut momen pergantian tahun.
Ia mengingatkan supaya masyarakat Samarinda tidak terlena dengan hiruk-pikuk pesta tahun baru seperti sebelum gempuran pandemi.
"Pesan saya, yakni mengimbau agar kita sama-sama berdoa di rumah, menghindari kerumunan dan terus menjaga prokes.
Mari rayakan tahun baru dengan merepresi diri," ucapnya, Rabu (22/12/2021).
Tak lupa Arif Budiman mengingatkan jajarannya di Polresta Samarinda agar bekerja lebih baik lagi dala mengayomi masyarakat Kota Tepian.
"Kepada personel Polresta samarinda saya berpesan agar terus menjaga marwah hari demi hari agar lebih baik dan kita bisa melayani masyarakat semakin baik dan jangan menyerah," tuturnya.
Sementara itu, Arif Budiman membeberkan sejumlah kasus yang kerap dihadapi jajaran polisi di Samrinda.
"Banyak kasus menonjol (di Samarinda) seperti narkoba dan pembunuhan yang menjadi atensi di masyarakat dan pimpinan Polri tentunya.
Kami sangat berterima kasih karena teman-teman semua merespon setiap kejadian dengan begitu cepat dan sangat membantu kami di kepolisian," ucap pria kelahiran 5 Januari 1974 itu,
Polisi berpangkat melati tiga itu secara pribadi mengucap terima kasih kepada seluruh rekanan Polri di Samarinda.
"Saya sangat berterima kasih pada teman-teman semua.
Tentunya semua ini juga menjadi evaluasi kami hari demi hari agar selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat," kata Arif Budiman.
Selama dua tahun menjabat Kapolresta Samarinda, Arif Budiman mengklaim situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Tepian masih sangat terkendali meski pandemi belum berakhir.
"Ya semoga, kasus covid masih terus melandai. Bagaimana pun kita harus bangga karena Samarinda pernah berwarna hijau meskipun sehari dan besoknya ada lagi satu kasus (menjadi kuning lagi).
Itu prestasi luar biasa, yang mana menunjukan masyarakat kita tertib dan patuhi terhadap prokes.
Di Indonesia kita menjadi salah satu ibu kota provinsi dengan kasus covid hijau meski cuman sehari," bebernya.
Di sisi lain, Arif Budiman menyebutkan bahwa konflik agraria di Samarinda menjadi salah satu kasus yang menjadi atensi namun terungkap.
Pria yang pernah menjabat sebagai ajudan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla itu menjelaskan, administrasi tumpang tindih dalam konflik agraria menjadi sebab kesulitan utama polisi mengungkap persoalan tersebut.
Bukan tanpa sebab konflik agraria di Kota Tepian menjadi sorotan polisi lulusan Akpol 1997 ini.
Beberapa kali konflik agraria berujung pada keributan antarkelompok di Samarinda.
Keributan perebutan lahan pernah terjadi di Kelurahan Handil Bakti, tak jauh dari jalan poros Tol Samarinda-Balikpapan 10 April 2021 kemarin.
Pada konflik yang melibatkan dua kelompok masyarakat itu, diketahui menelan satu korban jiwa dengan luka bacok di leher dan enam lainnya mengalami luka tembak.
Ujung dari konflik tersebut, Korps Bhayangkara akhirnya menetapkan satu orang tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut.
"Kalau kasus atensi dan yang saya lakukan sendiri, itu agak susah menangani soal tanah.
Karena aturannya itu membuat kita susah bergerak cepat, seperti soal kepemilikan tanah (tumpang tindih) tanpa ada batasan jelas karena penyuratannya sudah sangat lama dan jadinya kita perlu menggali lagi dan menggali lagi lebih dalam untuk mengisinya," ucapnya.
Selain konflik agraria, Arif juga tak menampik jika persoalan aktivitas tambang batu bara ilegal di Kota Tepian juga menjadi sorotan utama lainnya.
"Kalau permasalahan tambang itu, di satu sisi kita harus memberantas para mafia tambang ilegal dan di sisi lain kita juga harus menyelamatkan konflik sosial di masyarakat," jelasnya.
Aktivitas tambang batu bara ilegal diakui Arif Budiman tak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan.
Selama berkarir di Polresta Samarinda, Arif Budiman menemukan polemik tambang batu bara ilegal juga kerap menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
"Misalnya para pemilik lahan (warga) ada yang (sukarela) lahannya mau ditambang.
Dengan memberi izin dan dia (warga) mendapat fee," ucapnya.
Keterpurukan ekonomi kala pandemi Covid-19 diduga Arif Budiman menjadi alasan warga yang memiliki lahan memberi izin kepada aktivitas tambang batu bara ilegal.
"Apalagi zaman susah seperti sekarang. Selama kita bisa selesaikan secara damai kita selesaikan.
Tapi kita juga lebih atensi ke tambang yang merusak alam terlebih yang menimbulkan bencana," ungkapnya.
(tim redaksi)