VONIS.ID - Jurnalis senior Tanah Air, Aiman Witjaksono, untuk pertama kalinya memperlihatkan ke publik kondisi dalam rumah tempat satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, tewas secara misterius.
Aiman secara ekslusif berhasil masuk ke dalam rumah, serta menelusuri indikasi-indikasi misteri satu keluarga tersebut tewas.
Aiman mendatangi rumah keluarga Rudyanto bersama Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga.
Pada penelusurannya, Aiman mengaku masih mencium aroma bangkai manusia dalam rumah.
Tak sampai di sana, Aiman juga syok saat memasuki sebuah kamar, ia melihat ada helaian rambut dari anggota keluarga yang tewas.
Rambut tersebut dibenarkan oleh kepolisian adalah milik mendiang Dian dan ibunya yang ditemukan tewas di dalam kamar.
Dian ditemukan tewas di samping jasad Renny Gunawan, kemudian Rudyanto ditemukan tewas di kamar yang lain, dan Budyanto ditemukan tewas di ruang tamu.
Dalam tayangan di YouTube The Prime Show iNews TV, Aiman tercengang melihat kondisi rumah mendiang yang sudah gelap gulita serta tak dipasangi lampu.
Bau menyengat bekas jenazah pun masih tercium walau sudah lebih dari sebulan dievakuasi.
Di depan rumah terlihat masih ada kopi yang ditabur warga saat pertama kali mengevakuasi jasad korban.
Masuk ke dalam rumah, bau yang tercium makin menyengat, di sana Aiman memperlihatkan secara detail tempat jasad Budyanto ditemukan.
Budyanto ditemukan bersandar di kursi merah di ruang tamu dan kemungkinan meninggal di bulan Oktober.
"Aromanya masih kerasa ya, aroma jenazah membusuk masih kecium sekali," kata Aiman, dilansir dari Tribun Medan.
Selanjutnya, Aiman beralih ke kamar paling depan tempat ditemukannya jasad Renny dan Dian.
Dijelaskan Panjiyoga, pertama kali ditemukan kondisi kamar tersebut terkunci dari dalam.
"Ini kondisinya tertutup dan terkunci dari dalam kemudian didobrak oleh warga, ini salah satu indikasi kenapa kita bisa memastikan tidak ada tindak pidana ataupun orang luar di sini, karena terkunci dari dalam," ucapnya.
Aroma bau busuk semakin menyengat di kamar tersebut.
Terlihat ada satu kasur berukuran sedang dan sebuah lemari di pojok.
Di tempat jasad Dian berbaring, masih terlihat ada rambut korban yang ada di atas beberapa bantal.
Aiman sempat memegang rambut tersebut dan memperlihatkannya ke depan kamera.
"Ini rambut, ini copot sendiri?" tanya Aiman.
"Iya," kata Panjiyoga.
Lalu, Panjiyoga kemudian mengungkap kebiasaan para korban yang tampaknya suka menyimpan barang rapi.
Hal itu terlihat dari beberapa baju yang tersusun rapi di lemari, bahkan sampai mereka ditemukan tewas.
"Untuk lemari semua tersusun rapih, bahkan baju-bajunya disusun sangat rapih," ucap Panjiyoga.
Kemudian ada barang-barang di dalam gudang yang juga disimpan dalam keadaan rapih.
Barang-barang tersebut bahkan sampai diberi label nama.
"Di gudang barang-barang disusun rapih, ada tulisan catetan ini barangnya apa, jadi emang orangnya rapih sekali," ujar Panjiyoga.
"Tuh ada panji, box plastik, panci, baskom, jadi mereka apik sekali barang-barangnya ditatarapi dan ditulis," sambungnya.
"Bahkan panci blirik saja ditulis seperti ini, memang rapih," kata Aiman sembari menunjukan panji yang dibungkus plastik tersebut.
Sementara itu, kasus kematian satu keluarga ini akhirnya berhasil dipecahkan oleh pihak kepolisian.
Satu keluarga itu meninggal wajar tetapi dalam kondisi tak wajar.
Kematian mereka disebabkan karena penyakit bukan adanya unsur pidana di dalamnya.
Rudyanto meninggal karena gangguan pencernaan, Renny karena kanker payudara, Dian karena gangguan pernafasan, dan Budyanto karena serangan jantung.
Polisi pun akhirnya menutup kasus ini karena tak ditemukan adanya unsur pidana.
(redaksi)