VONIS.ID - Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto menjadi sorotan buntut cuitannya di Twitter pribadinya.
Dalam ciutannya Dede Budhyarto memplesetkan diksi khilafah menjadi 'khilafuck'.
Dede Budhyarto mengatakan, memilih calon presiden tidak boleh asal apalagi yang didukung oleh kelompok radikal.
"Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas," cuitnya.
Penyataanya tersebut lantas mendapatkan kritikan dari sejumlah pengguna media sosial.
Banyak yang perpendapat, penyataan Dede Budhyarto tidak pantas dalam posisinya sebagai komisaris perusahaan pelat merah.
"KhilafuckjjQuery36005948200150862539_1666780158785 Kelakuan komisaris seperti ini, nggak ada adab sama sekali," kata akun @B*ris*nO*O*i*i.
Cuitan Dede Budhyarto itu juga mendapatkan tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis.
Dia menilai politik seharusnya dapat dijalankan dengan bertanding secara wajar dan jujur untuk mendapatkan pendukung.
"Yang gini orang yang nafsuan politik. Semua orang punya mau dan keinginan asal tak melanggar hukum dan kesopanan yang tanding secara fair aja," ucap Cholil.
Tanggapan lain muncul dari kalngan politik yang diutarakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli Zon berharap Dede Budhyarto bisa dipecat dari jabatannya sebagai komisaris BUMN imbas penyataanya tersbut.
"Orang seperti ini harusnya dipecat saja sebagai komisaris, jangan sampai menjadi wajah BUMN," cuit Fadli dalam akun Twitternya @fadlizon.
Sementara itu, Dede Budhyarto tak mempersoalkan adanya kritik dari berbagai pihak soal cuitan kontroversialnya tersebut.
Dia terlihat santai ketika membalas cuitan dari politikus Partai Demokrat Hasbil yang mengancam akan melaporkannya lewat jalur hukum.
"Gegara cuitan "khilafuck", si pansos @Hasbil_Lbs akan melaporkan saya ke Polisi, banyak yang menyarankan lapor balik. Sejak main sosmed dari 2009 saya tidak pernah lapor-lapor polisi, jadi biarkan saja, justru semakin terkuak ideologi khilafah yang dinyatakan terlarang itu dia dukung," cuit Dede Budhyarto.
(*)