VONIS.ID - Relawan pendukung Isran Noor-Hadi Mulyadi siap menangkan pasangan petahana di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur (Kaltim) 2024.
Bahkan 10 ribu orang relawan yang ditarget memiliki tugas khusus sudah menyebar ke seluruh Bumi Etam.
Selain memenangkan pasangan petahana, tim khusus relawan juga akan dibentuk untuk mencegah dan memerangi politik uang.
Ketua Harian Timsus, Sapta Guspiani yang juga menjabat sebagai bagian dari Tim Pemenangan, menggaungkan ajakan bagi masyarakat untuk turut ambil bagian.
Ajakan ini tak hanya sekadar formalitas, melainkan panggilan bagi mereka yang ingin menjadi “pejuang demokrasi.” Sapta menyatakan, siapapun yang ingin berkontribusi sebagai relawan pemantau, baik di tingkat Kabupaten/Kota hingga RT, dipersilakan untuk mendaftar.
“Tugas utama tim relawan ini adalah mengawasi serta menangani dugaan politik uang yang mungkin saja terjadi selama proses pemilihan. Kami ingin memastikan Pilgub Kaltim berjalan bersih, jujur, dan adil,” ujar Sapta, Senin (16/9/2024).
Lanjut Sapta, nantinya 10 ribu relawan yang berhasil direkrut akan disebar di seluruh kabupaten/kota, dan khususnya di tempat pemungutan suara.
Selain memantau secara langsung, relawan petahana juga akan menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum seperti kepolisian dan Bawaslu menjadi bagian dari strategi besar Timsus untuk memastikan setiap potensi pelanggaran bisa ditindak sedini mungkin.
“Tim relawan ini bukan hanya untuk mengawasi, tapi juga untuk menjaga keamanan para saksi dari intimidasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami juga sudah menyiapkan tim hukum yang terdiri dari seribu pengacara untuk mendampingi setiap pelapor,” ungkapnya.
Sapta tak main-main. Jika ada yang terbukti melakukan politik uang, tim hukumnya akan segera bertindak.
“Orangnya harus ditangkap,” tegasnya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pasangan Isran-Hadi dalam menciptakan demokrasi yang lebih cerdas dan berintegritas.
Mereka berharap masyarakat Kaltim bisa memilih pemimpin dengan bijak, tanpa terpengaruh oleh praktik kotor yang mencederai pesta demokrasi.
“Kami ingin menghentikan politik uang yang seolah menjadi budaya dalam setiap ajang pemilu. Demokrasi harus kita jaga dari sinyal-sinyal negatif semacam ini,” pungkas Sapta. (*)