VONIS.ID - Kepolisian dinilai sebagai pihak paling bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis temuan survei secara daring, Minggu (13/11).
"Kita tanya siapa yang paling bertanggung jawab atas tewasnya ratusan penonton. Sebanyak 39,1 persen menyebut aparat kepolisian, terutama mereka yang membawa pelontar gas air mata," ujar Burhanuddin.
Lalu, Burhanuddin menjabarkan 27,2 persen masyarakat menilai penyelenggara liga yang paling bertanggung jawab. Selanjutnya, 13 persen yang menyebut PSSI.
Selain itu, 10,2 persen responden menyalahkan suporter. Dilanjutkan dengan 7,6 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu.
Sebanyak 1,7 persen menyalahkan TNI dan 1,3 persen memilih pihak lain.
"Artinya tidak ada yang dominan. Meskipun paling banyak menyebut aparat kepolisian, tidak ada yang di atas 50 persen," jelas Burhanuddin.
Lalu, Burhanuddin juga bertanya pendapat para responden terkait pihak kepolisian yang menyatakan tembakan gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan telah sesuai prosedur karena aksi supporter dan penonton sudah anarkis.
Hasilnya, 64,5 persen responden tidak setuju. Sedangkan yang setuju sebanyak 25,4 persen.
Sebelumnya, Personel Polres Malang Kota melakukan aksi sujud bersama untuk memohon ampun dan maaf atas Tragedi Kanjuruhan.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut memberikan komentarnya.
Sahroni menilai langkah sujud untuk memohon maaf itu merupakan sebuah bentuk tanggung jawab moral yang memang mesti dilakukan.
Ia meminta Polri serius dalam mengusut Tragedi Kanjuruhan. Menurut Sahroni, keseriusan Polri dalam mengusut Tragedi Kanjuruhan dibutuhkan demi mengembalikan keyakinan publik terhadap Polri.
"Saya harap sikap permintaan maaf ini benar-benar menjadi bukti keseriusan Polri untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan," ujarnya beberapa waktu lalu.
(redaksi)