VONIS.ID - Praktik tindak pidana korupsi masih merajalela di Indonesia dan terjadi hampir sepanjang tahun 2022.
Berbagai cara telah dilakukan untuk menekan tindak pidana korupsi, namun nampaknya korupsi terus berkembang dengan berbagai motif yang dilakukan oleh para pelaku.
Salah satu pelaku yang kerap terjerat korupsi yakni kepala daerah, serta pejabat elite lainnya.
Tidak sedikit di 2022 kepala daerah tertangkap KPK.
Bahkan, perjalanan hidup masyarakat Indonesia di awal tahun 2022 telah disuguhi dengan kasus korupsi, dan di akhir tahun juga disuguhi dengan korupsi.
Berikut Vonis.id suguhkan rangkuman kasus korupsi di Indonesia yang terjadi sepanjang 2022:
1. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi
Diawal tahun 2022, Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Rahmat Effendi, menjadi kepala daerah pertama yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK, berkaitan dengan praktik suap.
Rahmat ditangkap terkait proyek dan lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dalam perkara ini, Rahmat Effendi menerima uang Rp 7,1 miliar dalam proyek ganti rugi pembebasan lahan di Kota Bekasi.
Selain itu, Rahmat Effendi juga diduga menerima sejumlah uang dari beberapa pegawai di lingkungan Pemkot Bekasi sebagai pemotongan terkait posisi jabatan yang diembannya.
2. Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud
KPK terbang ke pulau Kalimantan, tepatnya di kabupaten yang dijadikan salah satu wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Sebanyak 11 orang di lingkungan pemerintah Kabupaten PPU, terjaring OTT, Rabu (12/1/2022), salah satunya Bupati PPU, Abdul Gafur Mas'ud alias AGM, terkait penerimaan suap dan gratifikasi.
Bupati PPU ditangkap oleh tim KPK di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.
AGM didakwa menerima suap sebesar Rp 5,7 miliar terkait proyek dan perizinan di Kabupaten PPU.
3. Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin
Terbit Rencana Peranginangin ditetapkan sebagai tersangka suap terkait kegiatan pekerjaan pengadaan barang dan jasa Tahun 2020-2022 di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Ada tujuh orang yang diamankan dalam giat tangkap tangan ini, termasuk pihak swasta.
Terbit sempat hendak melarikan diri karena mendapatkan informasi ketika OTT dilakukan di lokasi pertama yaitu di sebuah kedai kopi.
Di lokasi itu, pemberi suap yang merupakan seorang kontraktor bernama Muara Perangin-angin ditangkap terlebih dulu bersama tiga orang perantara.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), tercatat kalau orang nomor satu di Langkat itu memiliki harta kekayaan total Rp 85 Miliar.
4. Hakim Pengadilan Negeri Surabaya
Terdapat lima orang yang ditangkap tim penindakan KPK dan menyita barang bukti uang ratusan juta rupiah, berkaitan dengan suap penanganan perkara di Pengadilan Negeri Surabaya.