
VONIS.ID – Penutupan pemerintah federal Amerika Serikat yang memasuki hari ke-39 pada Sabtu (8/11/2025) telah menimbulkan gangguan signifikan pada sektor penerbangan, dengan lebih dari 1.400 penerbangan dibatalkan dan hampir 6.000 penerbangan tertunda di seluruh negeri.
Data tersebut dirilis oleh pelacak penerbangan FlightAware dan menunjukkan penurunan dari lebih 7.000 penundaan yang tercatat sehari sebelumnya.
Badan Penerbangan Federal (FAA) AS telah mengumumkan pengurangan kapasitas perjalanan udara hingga 10% di 40 bandara tersibuk di negara itu.
Langkah ini diambil menyusul laporan kelelahan dari para pengendali lalu lintas udara, yang bekerja tanpa bayaran selama penutupan pemerintah. FAA menekankan bahwa pengurangan ini dilakukan untuk menjaga keselamatan penerbangan.
Menurut rencana FAA, pengurangan penerbangan dilakukan secara bertahap.
Mulai dari 4% pada 7 November, meningkat menjadi 6% pada 11 November, 8% pada 13 November, dan mencapai pengurangan penuh 10% pada 14 November.
“Kami perlu memastikan keselamatan penerbangan tetap terjaga karena pengendali lalu lintas udara telah bekerja terlalu keras selama penutupan,” jelas FAA dalam pernyataannya.
Penutupan pemerintah, yang dimulai 1 Oktober 2025, telah menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS.
Hingga saat ini, Partai Republik dan Demokrat masih belum mencapai kesepakatan mengenai resolusi pendanaan untuk membuka kembali pemerintah.
Para senator terus berada di Washington selama akhir pekan untuk melakukan negosiasi bipartisan, namun belum ada indikasi kemajuan signifikan.
Gangguan akibat penutupan ini tidak hanya dirasakan oleh pegawai federal, tetapi juga oleh masyarakat luas.
Maskapai besar, termasuk American Airlines, telah meminta para pemimpin di Washington untuk segera mencapai resolusi agar penutupan pemerintah berakhir.
Bandara internasional utama di negara bagian seperti New Jersey, Illinois, dan Carolina Utara mencatat jumlah pembatalan dan penundaan tertinggi.
Bandara Internasional Newark Liberty, misalnya, mengalami waktu tunggu kedatangan rata-rata lebih dari empat jam, sementara keberangkatan tertunda sekitar 1,5 jam.
Bandara internasional Charlotte/Douglas dan Chicago O’Hare juga termasuk yang mengalami pembatalan terbanyak pada hari Sabtu.
Sementara itu, waktu tunggu keberangkatan di beberapa bandara tersibuk lainnya tercatat hampir tiga jam di JFK, lebih dari 2,5 jam di Atlanta Hartsfield-Jackson, dan sekitar satu jam di LaGuardia.
Selain penerbangan komersial, pembatasan juga berlaku untuk jet pribadi.
Menteri Transportasi AS, Duffy, menjelaskan, “Kami telah mengurangi volume di bandara dengan lalu lintas tinggi alih-alih menggunakan jet pribadi yang memanfaatkan bandara atau lapangan terbang yang lebih kecil agar petugas kontrol lalu lintas yang sibuk dapat fokus pada penerbangan komersial. Itu wajar.”
Salah satu faktor utama gangguan ini adalah kondisi pegawai esensial yang bekerja tanpa bayaran.
Para pengendali lalu lintas udara merupakan bagian dari 1,4 juta pegawai federal yang terdampak penutupan.
Banyak yang tidak masuk kerja karena kelelahan, sakit, atau mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kondisi serupa juga dialami oleh sebagian besar dari 64.000 agen Badan Keamanan Transportasi (TSA), yang sebagian memilih untuk tidak bekerja selama penutupan.
Data dari penutupan pemerintah sebelumnya pada 2018 menunjukkan bahwa hingga 10% staf TSA memilih tinggal di rumah daripada bekerja tanpa gaji.
Para pengamat memperingatkan bahwa gangguan penerbangan diprediksi akan semakin parah seiring mendekatnya liburan Thanksgiving pada 27 November, salah satu musim perjalanan tersibuk di AS.
Maskapai, pengendali lalu lintas udara, dan bandara tengah berupaya mengatur jadwal dan kapasitas agar dampak bagi penumpang tidak semakin meluas.
Dalam pernyataannya, American Airlines menegaskan pentingnya kesepakatan cepat antara Partai Republik dan Demokrat.
“Para pemimpin di Washington harus segera mencapai resolusi untuk mengakhiri penutupan pemerintah, agar keselamatan dan kenyamanan penumpang tetap terjaga,” ujarnya.
Penutupan pemerintah yang berkepanjangan ini menunjukkan bagaimana kebuntuan politik dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, ekonomi, dan keamanan penerbangan nasional.
Sementara itu, warga AS yang bergantung pada layanan pemerintah, termasuk penerbangan domestik dan bantuan sosial, terus merasakan dampaknya sehari-hari. (*)
