IMG-LOGO
Home Advertorial Sebagai Agen Perubahan, DPRD Kaltim Dorong Generasi Muda Terlibat Aktif Awasi Kebijakan
advertorial | Umum

Sebagai Agen Perubahan, DPRD Kaltim Dorong Generasi Muda Terlibat Aktif Awasi Kebijakan

oleh Alamin - 29 Mei 2025 08:35 WITA

Sebagai Agen Perubahan, DPRD Kaltim Dorong Generasi Muda Terlibat Aktif Awasi Kebijakan

DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong generasi muda untuk tidak hanya menjadi penonton dalam demokrasi.Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pat...

IMG
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi/Foto: IG darlis_pattalongi

VONIS.ID - DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong generasi muda untuk tidak hanya menjadi penonton dalam demokrasi.


Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi menyebut, pemuda memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan.


Untuk itu, ia menekankan agar kaum muda turut aktif menyuarakan aspirasi dan terlibat dalam pengawasan kebijakan.


Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Penguatan Demokrasi Daerah (PDD) ke-5 di Daerah Pemilihan (Dapil) 1  Samarinda, Jumat (23/5/2025) lalu.


“Ketika masyarakat pasif, terutama kaum muda, maka kebijakan yang lahir rentan jauh dari kebutuhan riil di lapangan,” ujarnya.


Dalam kegiatan itu, di hadapan puluhan peserta dari berbagai organisasi kepemudaan, Darlis ingin membuka ruang dialog antara wakil rakyat dan konstituen, terutama dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya demokrasi yang inklusif.

“Ini bukan hanya soal politik, tapi menyangkut kualitas hidup masyarakat ke depan. DPRD memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran demokrasi melalui pendekatan edukatif,” jelasnya.


Menurut Darlis, demokrasi bukan sekadar ritual pemilu lima tahunan, tetapi proses partisipatif yang menuntut keterlibatan aktif warga negara dalam setiap tahap pengambilan kebijakan.

Ia juga menyoroti rendahnya angka partisipasi pemilih dalam pilkada sebelumnya di Samarinda yang hanya mencapai 51 persen.


Angka tersebut, menurutnya, menunjukkan masih lemahnya kesadaran politik masyarakat.

“Partisipasi tinggi pun belum cukup jika tidak dilandasi pemahaman dan kepedulian. Kita butuh pemilih yang sadar, bukan sekadar hadir di TPS karena iming-iming atau tekanan,” pungkasnya.


Kegiatan ini pun diharap dapat membangkitkan partisipasi publik dan memperkuat posisi masyarakat sebagai mitra kritis dalam proses pembangunan daerah. (adv)

Berita terkait