Kamis, 2 Mei 2024

Teori Baru Terkait Lenyapnya Malaysia Airlines MH370, 'Sengaja Dijatuhkan Pilot'

Rabu, 14 Desember 2022 12:53

ILUSTRASI - Teori baru muncul terkait dengan misteri lenyapnya pesawat Malaysia Airlines MH370, pada 2014 yang membawa 239 orang. Foto: AirlineRatings

VONIS.ID - Teori baru muncul terkait dengan misteri lenyapnya pesawat Malaysia Airlines MH370, pada 2014 yang membawa 239 orang.

Pakar penerbangan, yang juga mantan pengawas lalu lintas udara Angkatan Udara Prancis, Gilles Diharce, mengungkapkan teorinya mengenai penyebab hilangnya  pesawat Malaysia Airlines MH370.

Diharce mengungkapkan teori terbaru ini setelah lebih dari delapan tahun tragedi lenyapnya MH370, menjadi misteri.

Dia mengatakan yang terjadi pada penerbangan itu bukanlah kecelakaan.

Berikut ulasannya seperti dilansir dari Sindonews, kepada The Sun Online, Senin (12/12/2022), Gilles Diharce mengeklaim memiliki bukti yang membuktikan bahwa pesawat itu sengaja dijatuhkan oleh pilot di Arch Ketujuh, sebuah area di Samudera Hindia Selatan.

Sebelumnya, ada banyak teori yang saling bertentangan tentang apa yang terjadi ketika pesawat itu lepas landas dari Kuala Lumpur, tetapi tidak pernah sampai ke tujuan yang dituju di Beijing.

Dari 239 orang di dalam penerbangan itu, beberapa di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Penerbangan, dengan pilot Zaharie Ahmad Shah, menghilang dari radar penerbangan sekitar 40 menit setelah lepas landas, memicu misteri penerbangan terbesar di dunia.

Teori resmi untuk hilangnya pesawat Boeing-777 menunjukkan bahwa pesawat melakukan putaran balik yang dramatis tak lama setelah komunikasi terakhirnya dengan kontrol lalu lintas udara, terbang berjam-jam sebelum jatuh ke Samudera Hindia.

Beberapa percaya pesawat MH370 dibajak, sementara yang lain mengeklaim pesawat itu dijatuhkan oleh Angkatan Udara AS atau bahwa pesawat itu dalam "mode jelajah" ketika jatuh.

Banyak teori yang menyalahkan hilangnya pilot, Kapten Zaharie Ahmad Shah, sesuatu yang juga diyakini oleh Diharce.

Tetapi penjelasannya berbeda dari yang lain, menunjukkan alih-alih pesawat meluncur dengan "death spiral" berkecepatan tinggi ke tempat yang dikenal sebagai Arc Ketujuh, pilot mencoba melakukan "soft ditching", pendaratan darurat terkontrol, selama penurunan terakhirnya ke laut.

Teori Diharce mengeklaim bahwa pada saat-saat terakhirnya, pilot dapat menyalakan sistem daya cadangan pesawat untuk mendapatkan kembali kendali pesawat ketika kedua mesin gagal berfungsi karena kehabisan bahan bakar.

Itu akan menjelaskan mengapa sistem komunikasi pesawat tiba-tiba menyala dan mencoba terhubung ke sistem satelit; Inmarsat.

Diharce yakin pilot kemudian mendaratkan pesawat dalam luncuran terkendali.

Tapi itu tidak berjalan sesuai rencana dan air yang berombak menyebabkan pesawat terbelah menjadi dua atau tiga bagian.

Diharce percaya luncuran itu adalah upaya yang disengaja untuk menenggelamkan reruntuhan dengan puing-puing sesedikit mungkin.

“Mengapa seseorang ingin menerbangkan pesawat ke tengah Samudera Hindia?” tanya pakar tersebut.

“Mungkin orang yang mengendalikan pesawat tidak ingin ada orang yang menemukan pesawat itu di masa depan. Menghilang tanpa jejak," ujarnya.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal