VONIS.ID - Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto seolah mendapat alarm jelang Pilpres 2024, bakal kalah telak jika tetap menggandeng kader PDIP Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan justru melesat.
Peta calon presiden semakin seru, lantaran mulai terlihat nama-nama yang disuarakan masyarakat untuk bertarung di Pilpres 2024.
Nama Prabowo Subianto dan Puan Maharani bahkan terus menerus digadang sebagai pasangan yang akan memeriahkan Pilpres 2024.
Sementara itu, nama tunggal yang juga memiliki basis pendukung kuat seperti Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan, sudah mulai mendapat dukungan dan deklarasi dari sejumlah kelompok.
Tetapi, Prabowo Subianto harus waspada melihat peta survei jelang Pilpres 2024.
Pasalnya, Prabowo Subianto bisa kalah telak jika tetap menggandeng Puan Maharani.
Skenario ini muncul berdasarkan hasil survei nasional Charta Politika, yang mana jika Pilpres dilaksanakan hari ini, Prabowo Subianto dan Puan Maharani masih jauh dibanding Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.
Lembaga survei itu melakukan simulasi terhadap sejumlah kemungkinan pasangan calon presiden-wakil presiden, dalam penelitian yang berlangsung pada 29 November-6 Desember 2021 terhadap 1.200 sampel berusia 17 tahun lebih di seluruh Indonesia.
Dari 4 skenario pasangan capres-cawapres yang diajukan kepada para responden, keempatnya menunjukkan tingkat keterpilihan Prabowo-Puan paling rendah di antara nama-nama lain.
"Sampai dengan periode survei dilakukan, Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, melalui rilis resmi hasil surveinya, Senin (20/12/2021).
"Prabowo Subianto menempel cukup ketat dalam simulasi banyak nama, akan tetapi selisihnya melebar ketika dilakukan pengerucutan pengujian nama-nama yang ada," ucapnya menambahkan.
Sebenarnya elektabilitas Prabowo cukup baik secara individual.
Survei Charta Politika menempatkan Prabowo Subianto di posisi kedua di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan di atas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tetapi hal berbeda terjadi ketika Ketua Umum Gerindra itu dipasangkan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani, justru pasangan Prabowo-Puan kalah telak.
Skenario pertama
Skenario pertama menempatkan pasangan Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai pemenang dengan 34,8 persen suara.
Kemudian Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menguntit dengan perolehan suara 26 persen.
Sedangkan Prabowo-Puan hanya mendapatkan 19,2 persen suara.
Mirisnya lagi, Prabowo-Puan kalah dari golput yang dicerminkan dari sampel yang memilih "tidak tahu/tidak menjawab" sebesar 20 persen.
Skenario kedua
Pada skenario ini menempatkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai wakil presiden dari Ganjar Pranowo.
Hasilnya, Ganjar-Erick tetap memimpin dengan 33,9 persen suara, disusul Anies-AHY 26,2 persen suara.
Adapun Prabowo-Puan unggul tipis atas golput dengan perolehan 20,3 persen suara berbanding 19,6 persen.
Skenario ketiga
Hasil tak jauh berbeda juga terjadi pada skenario ketiga yang mana Prabowo-Puan kalah dari golput, dengan perolehan suara 18,7 persen berbanding 20,2 persen.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan wakil Prabowo di Pilpres 2019, Sandiaga Uno, unggul jauh dengan 36,3 persen suara.
Di bawahnya, Anies Baswedan yang diduetkan dengan Ketua Umum Golkar yang juga Menko Bidang Perekenomian Airlangga Hartarto meraup 24,8 persen suara.
Skenario keempat
Di sini Prabowo-Puan kalah dari golput, dengan perbandingan suara 20,8 persen berbanding 23,2 persen.
Ganjar Pranowo lagi-lagi menang, meskipun dipasangkan dengan Panglima TNI Andhika Perkasa.
Begitu pun Anies Baswedan, setia menguntit Ganjar di posisi kedua walaupun ditandemkan dengan Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
(*)