VONIS.ID - Menko Polhukam Mahfud MD dan Komnas HAM mengungkap dua hal yang berbeda terkait ditangkapnya Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan indikasi eskalasi kekerasan pascapenangkapan Lukas Enembe oleh KPK.
Komnas HAM meminta agar konflik kekerasan di Papua dihentikan.
"Komnas HAM juga menemukan indikasi eskalasi kekerasan di Papua, terutama pascapenangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe," kata Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro, dilansir dari Detik.com.
Atnike meminta semua pihak tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan konflik kekerasan di Papua semakin luas.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan Komnas HAM mengecam tindakan perusakan fasilitas umum dan meminta semua pihak tidak menyebarkan informasi provokatif.
"Yang akan memunculkan sentimen negatif dan memperkeruh keadaan," tambahnya.
Secara khusus, Komnas HAM meminta Kapolda Papua, Pangdam 17 Cenderawasih, dan pemerintah daerah di Papua dapat menciptakan situasi kondusif secara berkelanjutan dengan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk meredam ketegangan di Papua.
Dalam kesempatan tersebut, Atnike juga menyampaikan apresiasi pernyataan dan arahan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kunjungan kerja ke Papua beberapa waktu lalu untuk mendukung upaya penanganan pengungsi.
"Komnas HAM berharap TNI dan Polri dapat memberi rasa aman bagi para pengungsi untuk kembali ke rumahnya," tambahnya.
Dia juga meminta kepada TNI dan Polri mengambil langkah yang diperlukan dalam penanganan situasi keamanan di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, dengan tetap mengedepankan norma dan prinsip HAM.
"Ke depan, Komnas HAM akan terus memantau situasi HAM di Papua," ujar Atnike.
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD memastikan situasi Papua kondusif dan aman setelah Gubernur Papua Lukas Enembe ditangkap KPK.
Pasalnya, saat penangkapan, simpatisan Lukas Enembe ricuh di sejumlah titik.
"Aman tuh Papua, aman tuh. Aman, sangat kondusif di Papua (setelah Lukas Enembe ditangkap)," kata Mahfud MD di Gedung Negara Grahadi Surabaya setelah menjadi narasumber dalam acara dialog kebangsaan.
Mahfud kembali menyoroti soal adanya isu jika Lukas Enembe ditangkap bakal ada ribuan warga Papua turun ke jalan.
Namun faktanya, hanya puluhan orang saat penangkapan dilakukan.
"Dulu ditakut-takuti, kalau (Lukas Enembe) ditangkap, katanya seluruh rakyat Papua turun. Iya, hari pertama sekitar 2.000-3.000 orang (turun). Empat hari kemudian, tinggal seribu, terus sampai akhirnya turun jadi 60 orang (yang turun membela Lukas Enembe)," katanya.
(redaksi)