VONIS.ID - Setelah kasus tersebut menjadi misteri selama 65 tahun, kepolisian akhirnya mengungkap identitas anak berusia empat tahun yang ditemukan tewas di dalam kardus atau yang dikenal dengan kasus "Boy in the Box".
Kepolisian Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, berhasil mengidentifikasi identitas bocah malang tersebut.
Dilansir dari pemberitaan CNN, Kamis (10/12/2022), bocah malang ini akhirnya diketahui bernama Joseph Augustus Zarelli dan berusia empat tahun saat meninggal dunia.
Komisaris Polisi Philadelphia, Danielle Outlaw mengatakan, identifikasi "Boy in the Box" berhasil dilakukan lewat analisis DNA.
Kasus ini bermula pada 25 Februari 1957, saat seorang mahasiswa menemukan tubuh anak laki-laki di dalam kardus di daerah berhutan, timur laut Philadelphia.
Takut dengan penemuannya, mahasiswa ini tak langsung melapor dan malah menceritakannya kepada pendeta.
Selang satu hari, mahasiswa ini akhirnya memberanikan diri menelepon polisi untuk melaporkan temuannya.
Polisi pun segera menyelidiki siapa bocah itu, pembunuhnya, dan bagaimana tubuhnya berakhir di dalam sebuah kardus.
Dikutip dari New York Times, Kamis (8/12/2022), bocah tak dikenal di Philadelphia itu diperkirakan telah meninggal beberapa hari sebelum ditemukan.
National Center for Missing and Exploited Children meyakini, anak ini menderita kekurangan gizi.
Di dalam kardus, dia tidak berpakaian dan hanya terbungkus selimut flanel.
Rambutnya juga tampak dipotong acak-acakan dan bukan hasil pekerjaan tukang cukur.
Lantaran cuaca saat itu dingin dan memperlambat pembusukan, polisi setempat tidak dapat menentukan kapan tepatnya anak tersebut meninggal dunia.
Adapun menurut otopsi, anak itu berusia antara 4-6 tahun dan menderita beberapa lecet, memar, perdarahan subdural, serta efusi pleura atau penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada.
Polisi saat itu juga melacak kotak kardus di toko-toko sekitar.
Kardus tempat bocah ditemukan, bertanda "Furnitur, Rapuh, Jangan Dibuka dengan Pisau".
Dari sana, diketahui bahwa kardus semula berisi keranjang bayi.
Namun, penyelidik tidak dapat melacak lebih jauh.
Polisi kemudian memeriksa panti asuhan dan lembaga penitipan anak, dokter, serta rumah sakit setempat.
Mereka turut memasang foto bocah itu di koran, di depan toko, dan tempat-tempat lain.
Namun, tak ada orang yang mengaku sebagai keluarga maupun mengenalnya.
Tak kunjung menemukan titik terang terkait identitas, dia akhirnya dimakamkan dengan nisan tanpa nama dengan tanggal penemuan sebagai tanggal kematiannya.
Kasus yang begitu menarik perhatian publik ini pun dijuluki sebagai "Boy in the Box" atau "Bocah dalam Kardus".
Masyarakat terkadang juga memanggil anak tersebut sebagai "America's Unknown Child" yang berarti "Anak Amerika yang Tidak Dikenal".
Danielle Outlaw menyampaikan, pengungkapan identitas "Boy in the Box" merupakan hasil kerja para detektif dan analisis DNA dengan menelusuri silsilah genetik.
Hasil analisis, "Boy in the Box" bernama lengkap Joseph Augustus Zarelli dan lahir pada 13 Januari 1953.
Kedua orangtuanya diketahui sudah meninggal, tetapi dia memiliki kerabat yang masih hidup.
Menurut pihak berwenang, investigasi pembunuhan Joseph Augustus Zarelli akan tetap terbuka.
Mereka juga berharap akan mendapatkan petunjuk baru seiring dengan diketahuinya nama korban.
"Kami mungkin tidak melakukan penangkapan," ujar Kapten Jason Smith dari Unit Pembunuhan Polisi Philadelphia.
"Kami mungkin tidak akan pernah mengidentifikasi (pembunuh). Tapi kami akan melakukan yang terbaik untuk berusaha," imbuhnya.
Kasus ini pun menjadi salah satu kasus pembunuhan tertua di dunia yang berhasil diungkap.
(redaksi)