VONIS.ID - Duel maut kembali terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur pada Senin (26/2/2024) kemarin.
Pada peristiwa berdarah itu, dua penjaga empang bernama Sanuddin (58) dan Sulaeman (31) di Tanjung Berukang, Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kukar ditemukan sama-sama meninggal.
Diduga keduanya tewas setelah melakukan duel maut.
Sebab dari olah tempat kejadian perkara jajaran Polsek Anggana menemukan dua senjata tajam jenis parang yang sudah berlumuran darah.
“Hasil dari olah TKP kita temukan ada dua parang. Dan diduga kedua orang ini terlibat duel maut,” ucap Kapolres Kukar AKBP Heri Rusyaman melalui Kapolsek Anggana, AKP Akhmad Wira Taryud, Rabu (28/2/2024).
Dirincikan AKP Wira, kronologis bermula saat pihaknya menerima laporan warga yang menemukan seorang mayat di sebuah pondok empang di Tanjung Berukang dengan kondisi penuh luka dan berlumuran darah.
“Informasi awal itu kami terima pada Senin tanggal 26 (Februari 2024) sekitar pukul 15.00 Wita. Setelah kami datang ke lokasi ternyata benar. Posisi saat itu di sebelah kanan mayat (Sanuddin) ditemukan sebuah parang (berlumuran darah),” bebernya.
Setelah menemukan mayat pertama, polisi langusng menggelar olah TKP.
Saat itu ditemukan adanya tetesan darah yang mengarah keluar pondok.
Ketika ditelusuri, tetesan darah itu berhenti di dekat pintu empat yang berjarak 10 hingga 15 meter dari pondok tempat mayat Sanuddin ditemukan.
“Dan juga ditemukan sebuah parang yang berlumuran darah di situ,” tambahnya.
Setelah menemukan parang kedua, polisi masih terus melakukan olah TKP.
Hingga polisi mendapat keterangan satu saksi yang melihat Sulaeman keluar dari pondok Sanuddin pada hari kejadiannya.
“Saksi itu melihat yang bersangkutan (Sulaeman) dengan ciri mengenakan pakaian hitam dan celana pendek warna meraha,” imbuhnya.
Berbekal informasi warga, polisi dengan cepat menyebar informasi untuk memburu keberadaan Sulaeman.
Dua hari berselang, tepat pada Rabu (28/2/2024) sekitar pukul 09.00 Wita pagi tadi keberadaan Sulaeman akhirnya ditemukan.
Namun Sulaeman ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Penemuan ini pertama kali disampaikan oleh nelayan setempat yang mendapati mayat Sulaeman dipenuhi luka dan mengambang di perairan Sungai Mahakam, tepatnya di dekat sebuah pulau.
“Informasi itu segera kami tindaklanjuti dengan ke TKP penemuan dan didapati mayat tersebut memiliki ciri pakaian identik dengan orang yang kita cari. Ditemukannya di sekitar Pulau Batok dengan jarak sekitar 3 sampai 5 kilometer dari TKP pertama,” urainya.
Dengan ditemukannya kedua mayat penjaga empang tersebut, kini yang tersisa tinggal tugas berat polisi untuk mengungkap motif pasti dari duel maut tersebut.
Selain lokasi yang jauh dari perkampungan, minimnya saksi saat duel maut terjadi juga membuat polisi semakin kewalahan untuk mengungkap motif.
Kendati demikian, AKP Wira menegaskan saat ini pihaknya lebih dulu berfokus memastikan bahwa Sulaeman dan Sanuddin adalah korban dari duel maut.
Caranya dengan menunggu hasil visum medis, dan mencari kecocokan sampel darah kedua mayat dari dua parang yang ditemukan petugas.
“Sekarang kita masih menunggu hasil visum. Kita juga masih menunggu kecocokan sampel darah yang ada di parang dengan kedua mayat,” pungkasnya. (tim redaksi)