Jumat, 22 November 2024

Berita Nasional Trending

3 Fakta Ali Kalora, Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang Ditembak Mati Densus 88

Kamis, 11 November 2021 18:57

Kolase foto Ali Kalora, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT)/ IG @stiripesurse

VONIS.ID - Ali Kalora pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dikabarkan tewas. 

Jenazah Ali Kalora pemimpin MIT tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu pada Minggu (19/09) sekitar pukul 04.10 Wita.

Jenazah Ali Kalora dibawa menggunakan dua unit mobil ambulans milik Polda Sulawesi Tengah dan mendapat pengawalan ketat dari aparat.

Selain Ali Kalora, seorang anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) lainnya bernama Jaka Ramadhan juga tewas dalam baku tembak yang berlangsung di daerah Astina Jaya, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021).

Berikut sejumlah  fakta mengenai Ali Kalora yang dihimpun dari berbagai sumber

1.  Ali Kalora lahir di Poso

Ali Kalora diketahui lahir pada 30 Mei 1981 di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Ia memiliki seorang istri bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel. 

Nama Ali Kalora sebenarnya adalah Ali Ahmad.

Namun, ia lebih dikenal sebagai Ali Kalora sesuai nama desa kelahirannya.

2. Ali Kalora tewas

Ali Kalora tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di daerah Astina Jaya, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Kontak tembak yang berlangsung sekitar pukul 18.15 Wita tersebut menewaskan dua orang anggota MIT.

Salah satunya Ali Kalora dan satu seorang anggota MIT lainnya yang bernama Jaka Ramadhan.

Kabar tewasnya Ali Kalora dikonfirmasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD melalui akun Twitternya.

"Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora yang pernah menggegerkan karena menyembelih banyak warga dengan sadis di Sulteng, setelah buron hampir setahun, hari ini ditembak mati oleh Densus AT/88. Ia ditembak bersama seorang anak buahnya. Masyarakat harap tenang," tulis @mohmahfudmd, Sabtu (18/9/2021).

3. Ali Kalora Pemimpin Kelompok MIT

Ali Kalora adalah salah satu pengikut pimpinan MIT bernama Abu Wardah Asy Ayarqi alias Santoso.

Ia menjadi pengikut Santoso sejak 2011.

Karena kedekatannya dengan Santoso, Ali Kalora didapuk menjadi salah satu petinggi MIT menggantikan Daeng Koro yang tewas pada 2015.

Tak cuma itu, Ali sangat mengenal medan gerilya MIT karena daerah itu merupakan tanah kelahirannya.

Kemudian Santoso tewas dalam kontak senjata di Pegunungan Poso, Sulawesi Tengah pada 18 Juli 2016.

Tak lama kemudian, petinggi MIT lainnya yang bernama Muhammad Basri tertangkap bersama istrinya pada 14 September 2016.

Usai tertangkapnya Basri, kabar soal MIT sempat hilang.

Apalagi, istri Ali Kalora yang bernama Tini Susanti Kaduku juga ikut tertangkap pada 11 November 2016.

Akan tetapi, Ali ternyata terus memimpin gerilya di pegunungan dengan hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.

Pada tahun itu juga, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian pun menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi juga pernah mengatakan, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.

Kelompok ini memiliki militansi dan daya survival tinggi.

Mereka mampu bertahan hidup di hutan dengan berburu ditambah sokongan logistik dari para simpatisan MIT.

MIT di bawah Ali Kalora dikenal sadis.

Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat masih menjabat Komandan Jenderal Pasukan Khusus memaparkan kesadisan MIT.

Kelompok Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, hingga membunuh masyarakat di Poso untuk mendapatkan logistik dan makanan.

Kini, sepak terjang Ali Kalora sudah usai setelah ditembak mati oleh aparat kepolisian. (tim redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal