VONIS.ID - Megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang digagas Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) terancam mangkrak.
Merujuk data Otorita IKN, pembangunan IKN sudah menelan anggaran Rp147,41 triliun.
Jumlah itu masih didominasi proyek-proyek pemerintah yang didanai APBN, yaitu Rp89 triliun.
Sementara itu, pembangunan IKN yang dilakukan swasta baru Rp58,41 triliun.
Padahal, pemerintah menargetkan investasi di IKN Rp100 triliun untuk tahun lalu.
Diketahui, awalnya Jokowi menargetkan pembangunan IKN butuh Rp460 triliun hingga 2045.
Dari jumlah itu, APBN hanya akan membiayai 20 persen.
Delapan puluh persen sisanya akan berasal dari investasi swasta.
Namun kini realitasnya melenceng dari target awal.
Terkait hal itu, Analis senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny Sasmita melihat aksi para investor menunda pembangunan di IKN sebagai bentuk keraguan.
Para pengusaha tak mendapatkan kepastian dari pemerintahan Prabowo soal nasib kelanjutan IKN.
Padahal, mereka harus menghadap risiko tinggi karena investasi di IKN belum tentu cuan.
"Artinya, dalam jangka panjang apakah proyek ini akan benar-benar dikerjakan secara serius atau tidak? Atau akan berhenti di tengah jalan?" ujar Ronny dikutip CNNIndonesia, Rabu (22/1).
Ronny berpendapat pemerintah harus meyakinkan para investor dengan memastikan megaproyek IKN akan tetap lanjut.
Salah satu caranya dengan menambah gelontoran APBN untuk membiayai pembangunan IKN.
Menurut Ronny, pemerintah mau tidak mau harus kerja keras di awal pembangunan ini demi menciptakan kepastian bagi investor bahwa proyek IKN akan berlangsung dalam jangka panjang.
"Nanti setelah tingkat kepastiannya tinggi, baru pengusaha akan turun," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyebut sejumlah proyek pembangunan yang digarap swasta di IKN tak kunjung diselesaikan.
Ia menyebut banyak investor menggelar peletakan batu pertama atau groundbreaking, tetapi jarang yang menuntaskan proyeknya.
"Yang groundbreaking memang banyak, tapi yang bangun sedikit," ungkap Maruarar, Selasa (21/1).
Namun Maruarar tak membeberkan berapa banyak proyek pembangunan yang mangkrak di IKN.
Dia juga tak membeberkan siapa investor yang tak melanjutkan proyeknya. (*)