Lebih lanjut ia mengatakan, para pengetap ini kebanyakan mendesain tangki mobil atau motor itu jadi lebih besar.
Anhar menduga bahwa para petugas SPBU mengetahui adanya kendaraan yang tangkinya telah dimodifikasi untuk melakukan pengetapan.
“Yang kita curigai petugas SPBU ini bekerjasama dengan para pengetap,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, para pengetap BBM Pertalite dan Solar ini sangatlah membahayakan masyarakat seperti kejadian meledaknya sebuah mobil di jalan Sulawesi, Kota Samarinda belum lama ini.
Agar kejadian seperti mobil meledak tidak terulang lagi, maka pemerintah harus dengan tegas menertibkan SPBU di Kota Tepian.
“Pemkot nanti akan menyurati Pertamina, agar mereka dapat memberikan teguran kepada SPBU,” pungkasnya. (*)