VONIS.ID, SAMARINDA - Upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) terus digencarkan.
Tanya hanya dari sektor parkir yang terus dibenahi, pasalnya peningkatan PAD Samarinda pun juga harus melirik potensi sektor ekowisata.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Abdul Rofik.
Kata politisi Fraksi PKS ini, potensi ekowisata dari lahan pertanian dan perikanan juga harus dimaksimalkan.
Menurut Rofik, wilayah pinggiran Kota Tepian dirasa mampu memberi ruang pada pengembangan ekowisata yang dikelola Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda.
“Dispar bisa bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan. Pasti bisa berjalan, harus berinovasi dan kolaborasi,” ungkap Rofik, Selasa (2/11/2021) kemarin.
Selain itu, upaya peningkatan ekowisata ini juga dirasa Rofik telah ditunjang oleh regulasi.
Semisal peraturan daerah (Perda) yang baru disahkan tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) bisa dikelola bersama para petani.
Perda tersebut, selain meningkatkan kesejahteraan para petani serta peningkatan produksi pangan, sejatinya juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata.
“Karena sesuai dengan kondisi daerah kita tentu berbeda dengan Bali, daerah Samarinda ini yang ada hanya sungai dan lahan pertanian. Jadi lebih baik manfaatkan peluang dan potensi yang ada seperti pertanian,” jelasnya.
Rofik juga mencontohkan seperti Bandung yang memiliki pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp5 triliun yang bersumber dari ekowisata dari destinasi pertanian, perkebunan dan perikanan yang seharusnya juga mampu dicontoh wilayah lain di nusantara. Tak terkecuali Samarinda.
“Kalau kota lain saja bisa, kenapa di Samarinda tidak. Apalagi dengan kekayaan alamnya yang banyak, pasti bisa menyaingi kota lain,” tutur Rofik.
Lebih jauh, ia menilai, keberhasilan sebuah pemerintah itu dilihat dari meningkatnya sumber PAD dari tahun ke tahun.
“Jika tidak naik, berarti ada yang perlu dibenahi,” pungkasnya. (advertorial)