VONIS.ID - Terkuat fakta baru soal aksi penembakan aparat Malaysia terhadap Warga Negara Indonesia (WNI), yang menyebabkan tewas korban jiwa.
Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) melepaskan timah panas di Pantai Tanjung Rhu, Malaysia, hingga menyebabkan warga negara Indonesia (WNI) tewas.
WNI ditembak usai diduga berupaya keluar dari Malaysia secara ilegal.
Singkat cerita, kejadian bermula saat para WNI ingin berlabuh dari Tanjung Rhu, Malaysia, menuju Dumai Riau.
Untuk bisa berlabuh dengan kapal secara ilegal, mereka mengaku menyerahkan sejumlah uang kepada agen.
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menyebut jumlah uang yang diserahkan bervariasi.
Ada yang membayar 1.200 Ringgit, ada pula yang bayar 1.500 Ringgit.
Agen ini lah yang mengkoordinir perjalanan pulang WNI itu.
Ringkasnya menyelundupkan orang-orang secara ilegal ke Dumai, Riau.
Termasuk menyediakan kapal, yang diketahui milik WNI bernama Nur Saleh.
Aksi mereka kepergok aparat Malaysia.
Aparat Malaysia sudah memperingatkan korban dengan sinyal lampu, tapi tak digubris.
Kapal yang dinaiki para WNI justru melaju kencang meninggalkan kapal yang ditumpangi APMM.
Aparat Malaysia kemudian melepaskan tembakan ke kapal.
Otoritas Malaysia mengaku menembak mesin kapal.
Tujuannya, agar laju kapal bisa berhenti.
Tapi karena kondisi sedang gelap gulita, peluru malah mengenai WNI yang berada di sana.
Salah satunya mengenai Basri hingga nyawanya melayang.
"Secara ini gelap, ditembak, terkenalah mereka semua itu. Dan untuk yang meninggal, itu adalah anak buah kapal. Kita duga itu adalah nakhodanya dari kapal. Bukan PMI," ujar Atase Polri di KBRI Malaysia, Kombes Pol Juliarman Eka Putra Pasaribu.
WNI-WNI tersebut mengaku tak melakukan perlawanan ke aparat Malaysia.
Selain Basri, 4 orang lainnya terluka.
Para korban mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Serdang.
Korban bernama Herry Abimanyu dan Mohammad Zaki sudah keluar dari rumah sakit.
Sementara korban atas nama Aban dan Muhammad Hanafiah masih dirawat.
Sampai saat ini, Aban masih dalam keadaan koma.
Sementara, jenazah Basri sudah dipulangkan ke Riau pada Rabu (29/1), sekitar pukul 16.00 WIB.
Penembakan ini tentu mendapatkan reaksi keras dari Pemerintah Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto mendorong agar kasus ini diinvestigasi.
"Tapi sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan mau ikut-ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak," ujar Prabowo beberapa waktu yang lalu.
Saat berkunjung ke Malaysia tempo hari, Prabowo juga membicarakan kasus ini dengan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim.
Namun, ia tak merinci bagaimana respons Anwar Ibrahim.
Christina Aryani selaku Wakil Menteri P2MI yakin betul ada pihak-pihak yang mengoperasikan jasa antar jemput dengan kapal.
Supaya bisa diinvestigasi, Christina akan meminta timnya untuk berkomunikasi dengan para korban yang sudah pulih.
"Karena ini pasti ada master mind di belakang, tinggal ini aja keseriusan," ungkap Christina.
Polisi Malaysia menahan seorang WNI terkait kasus penembakan di lepas pantai Tanjung Rhu itu.
Pria tersebut ditahan untuk proses investigasi.
WNI yang ditahan berjenis kelamin pria. Ia berusia 35 tahun.
Dia telah ditahan sejak Sabtu (1/2) malam waktu setempat.
"Tersangka masuk ke Malaysia sebagai turis, dan kami menahannya untuk membantu penyelidikan. Berkas penyelidikan hampir selesai dan mungkin akan diserahkan ke wakil jaksa penuntut umum paling cepat minggu depan," kata Kepala Polisi Selangor Datuk Hussein Omar Khan dilansir dari Malay Mail.
Tersangka ditahan di Pengadilan Magistrat Banting.
Belum ada informasi detail soal identitas WNI yang telah dinyatakan sebagai tersangka itu.
Selain pria tersebut, ada seorang pria lain yang masih dicari.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono merespons hal ini.
Sugiono menyebut saat ini pihak-pihak terkait sedang mengumpulkan keterangan.
"Karena semuanya masih dalam proses pengumpulan keterangan," kata Sugiono
Kembali ke Hussein, ia menyebut 14 saksi dari APMM telah diperiksa dan kemungkinan akan dipanggil lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Polisi mengklasifikasikan insiden penembakan itu sebagai percobaan pembunuhan.
"Petugas yang terlibat dalam operasi tersebut, termasuk mereka yang melepaskan tembakan juga akan dipanggil," ujarnya. (*/detik)