Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sudah berkali-kali memberikan peluang kepada debitur Grup Texmaco dan mendukung perusahaan yang masih ada agar bisa berjalan lebih baik.
Menurut Sri Mulyani, justru pemilik Texmaco tidak ada sedikit pun tanda-tanda akan melakukan itikad untuk membayar kewajiban atas BLBI kepada pemerintah.
Keterlibatan Grup Texmaco berawal ketika pinjaman di bank BUMN, seperti bank BNI, bank BRI dan bank BRI, juga kepada beberapa bank swasta dengan total utang Rp 8,068 triliun dan US$ 1,24 juta.
"Utang tersebut macet saat ada krisis sehingga pada saat bank tersebut bailout pemerintah, maka hak tagih bank pindah ke pemerintah," kata dia.
Satgas BLBI, kata dia, sudah mengundang pemilik dan pemilik hadir.
Satgas meminta pemilik melakukan kewajiban.
Hingga saat ini, kata dia, proses tersebut terus berjalan.