VONIS.ID - Ajang helatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Kalimantan Timur (Kaltim) di Kabupaten Berau terus memunculkan dugaan kabar penggunaan atlet luar yang dinilai telah melanggar berbagai aturan.
Kabar itu pun kini sudah sampai ditelinga jajaran Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim yang akan segera melakukan penyelidikan awal menelusuri informasi tersebut.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Asisten Intelejen Kejati Kaltim, I Ketut Kasna Dedi menuturkan saat ini pihaknya baru mendapat informasi awal mengenai dugaan penggunaan atlet luar yang berpotensi terjadinya pelanggaran.
“Ada potensi kerugian atau tidak kita belum bisa bilang, karenakan datanya belum saya baca, informasi juga baru saya dapat, jadi untuk sementara kita minta waktu dulu. Kita pelajari dulu,” ucap Kasna saat dikonfirmasi, Kamis (24/11/2022).
Lanjut dijelaskannya, karena masih berbentuk informasi permulaan adanya pelanggaran pada Porprov Berau, maka Kasna pun enggan berspekulasi terlalu jauh sebelum adanya bukti valid.
“Nanti kita pelajari dulu apakah di situ ada perbuatan pidana atau hanya pelanggaran administrasi. Kita harus memilah dan mempelajari dulu,” imbuhnya.
Kembali ditambahkannya, jika seumpama dalam proses penyelidikan Korps Adhyaksa ditemukan adanya potensi kerugian negara pada helatan Porprov Berau, maka secara otomatis perkara tersebut akan berujung di ranah pidana.
“Kalau umpa nantinya tidak ditemukan potensi kerugian negara, biasa larinya ke persoalan administratif. Tapi kalau nanti ada potensi kerugian negara, itu baru pidana. Makanya harus dipilah dan dipelajari terlebih dahulu,” tandasnya.
Untuk diketahui, penyelengaraan multievent akbar empat tahunan di Kaltim yakni Porprov ke-VII resmi dilaksanakan di Kabupaten Berau sebagai tuan rumahnya.
Dimana helatan tersebut akan dibuka pada 26 November dan ditutup pada 7 Desember 2022 dengan mempertandingkan puluhan cabang olahraga sebagai ajang unjuk gigi para atlet berbakat asli Kaltim.
Hanya saja, dalam helatannya yang akan dibuka dalam waktu dekat ini, kabar penggunaan atlet luar Kaltim terus bermunculan dan semakin menguat. Hal itu tentu dinilai sangat merugikan daerah dan mematikan potensi perkembangan atlet asli Kaltim.
(redaksi)