Jumat, 22 November 2024

Haloowen Kelam di Seoul

Kronologi Hallowen Kelam di Seoul Korea Selatan, Pengunjung Panik hingga Saling Menginjak

Minggu, 30 Oktober 2022 14:31

KORBAN MENINGGAL DUNIA - Korban meninggal dunia dalam tragedi Hallowen di Seoul Korea Selatan/ Foto: IST

VONIS.ID - Ratusan manusia meninggal dunia dalam tragedi Hallowen kelam di Seoul, Korea Selatan

Kejadian Hallowen kelam itu terjadi pada Sabtu (29/10/2022) waktu setempat. 

Bermula saat warga mulai memadati kawasan Itaewon menggunakan sejumlah kostum horor.

Dikutip dari Reuters, kebanyakan dari mereka sangat bersemangat untuk merayakan Halloween usai terhalang pandemi COVID-19 selama tiga tahun lamanya.

Sampai menjelang malam, para warga semakin banyak yang berdatangan. Hingga akhirnya, sekitar pukul 22.20 waktu setempat, kondisi semakin parah di salah satu jalan sempit yang menanjak.

Sejumlah orang yang sudah berada di bagian atas jalan ternyata terjatuh, menimpa warga di bawahnya. Lantaran hal itu, para pengunjung langsung panik hingga saling menginjak.

Petugas keamanan pun sampai harus bersusah payah menarik sejumlah orang dari kerumunan lantaran kondisinya sangat penuh.

Dari situasi tersebut, puluhan orang sudah terkapar di jalanan mengalami henti jantung, beberapa pengunjung dan petugas langsung melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) sebagai pertolongan pertama.

Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, Choi Sung-beom, mengungkapkan setidaknya ada 151 kematian telah dikonfirmasi, termasuk 19 orang asing. Adapun sebagian besar korban tewas dan terluka berusia 20-an.

Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol, juga langsung memerintahkan tim medis gawat darurat untuk segera meluncur ke lokasi kejadian.

Ia juga menegaskan bahwa semua tempat tidur di rumah sakit harus disiapkan untuk korban insiden ini. Menurutnya, persiapan tempat tidur di rumah sakit itu penting untuk meminimalkan potensi kematian.

"Ini benar-benar tragis," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam," Sambungnya lagi.

Apa Itu Henti Jantung?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Siloam, dr Vito Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, beberapa waktu lalu menjelaskan, henti jantung adalah kondisi jantung yang tidak memompa secara efektif untuk mengalirkan darah ke pembuluh darah sistem tubuh.

"Bisa disebabkan karena serangan jantung, infeksi berat atau radang berat atau hal lainnya. Misalnya gangguan irama jantung fatal," ucapnya beberapa waktu lalu.

Adapun tanda-tanda seseorang mengalami henti jantung, seperti tiba-tiba pingsan atau tak sadarkan diri. Karenanya, dr Vito menyebut jika seseorang mengalami henti jantung penting untuk segera melakukan resusitasi jantung atau CPR sebagai pertolongan pertama.

Kerumunan Bisa Picu Kematian?

Profesor yang mempelajari tentang kerumunan di University of Suffolk di Inggris mengatakan salah satu faktornya adalah kekurangan oksigen yang menyebabkan pasokan darah mulai berkurang ke otak.

"Dibutuhkan 30 detik sebelum Anda kehilangan kesadaran, dan sekitar enam menit, sebelum mengalami asfiksia kompresif atau restriktif. Itu umumnya penyebab kematian yang dikaitkan - tubuh tidak hancur, tetapi mati lemas," ungkapnya.

Orang yang berada di kerumunan akan mendapat tekanan dari segala sisi sehingga tak bisa bernapas yang menyebabkan sesak napas. Tekanan sering meningkat secara bertahap, dan pada saat mereka menyadari bahwa mereka dalam bahaya, sudah terlambat.

Jika seseorang jatuh ke tanah, tidak akan ada ruang bagi mereka untuk bangun. Tumpukan bisa terjadi, dan itu membuat siapa pun di bawahnya berisiko mengalami sesak napas dan cedera remuk.

Crowd surge dan crowd crush sering terjadi di tempat yang terlalu banyak orang berkerumun di satu tempat. Hal ini dapat terjadi di gerbang yang pintu masuk atau keluarnya terbatas dan jalan-jalan yang terlalu kecil.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal