Dengan hasil tersebut, seharusnya Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi terbesar di Kalimantan Timur, memiliki peran strategis untuk memberi ruang agar kultur patriarki yang lekat dengan kehidupan masyarakat bisa dilunturkan.
Dengan akreditasi akademi yang mendapat nilai A, rupanya kultur patriarki di Universitas Mulawarman Samarinda masih begitu lekat. Menurut para peneliti, jumlah dosen tetap masih didominasi laki-laki sebanyak 660 orang dan perempuan sebanyak 512 orang.
"Dan di level pimpinan Universitas dari 5 pimpinan (Rektor dan Wakil Rektor) tidak ada perempuan yang duduk sebagai pimpinan Universitas. Survey Kiprah Perempuan Akademisi Universitas Mulawarman dilakukan meliputi responden dari 13 Fakultas. Hasil awal survey menunjukkan 94,7% menilai kiprah perempuan dalam dunia akademik pendidikan tinggi, namun ternyata masih ada yang melihat kiprah perempuan tidak penting (0,6%)," papar Herdiansyah Hamzah dalam rilis tertulisnya.
Padahal kiprah perempuan akademisi baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, memiliki responden presentase yang begitu tinggi, yakni 70-80% menilai kiprah perempuan sangat baik dan baik.
"Kemajuan Perempuan tidak dapat dilepaskan dari bagaimana bangunan sistem perguruan tinggi dalam memberikan support bagi kemajuan perempuan," imbuh Herdiansyah Hamzah yang juga karib disapa Castro.
Selain itu, dalam hasil kajian juga didapati sebanyak 56% system perguruan tinggi sangat support pada kemajuan perempuan. Namun 36,4% yang merasa support yang diberikan pada perempuan ini masih biasa saja, dan 7,6% masih kurang support atas kemajuan perempuan.