Jumat, 22 November 2024

Sidang Ferdy Sambo di PN Jaksel

Mengenal Nerd Defense Taktik yang Digunakan Ferdy Sambo, Pernah Dipakai Pembunuh Terkejam di Amerika

Minggu, 15 Januari 2023 7:53

HADIR DALAM SIDANG - Ferdy Sambo saat hadir dalam sidang/ Foto: tribun Jogja

VONIS.ID - Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo merubah penampilan di persidangan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Kini Ferdy Sambo kerap menggunakan kacamata setiap kali menjalani persidangan, baik sebagai saksi maupun sebagai terdakwa.

Penampilan Ferdy Sambo yang kini selalu berkacamata dalam persidangan menjadi sorotan publik.

Pasalnya, sebelumnya, Ferdy Sambo tidak berkacamata.

Menurut psikolog forensik Reza Indragiri Amriel, perubahan gaya terdakwa Ferdy Sambo dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J yang tiba-tiba mengenakan kacamata disebut sebagai nerd defense atau pembelaan ala "si kutu buku".

"Bukan sebatas gimik, apalagi untuk gagah-gagahan. Faedah kacamata terhadap jalannya persidangan ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata," tuturnya, dilansir dari Kompas.com (12/1/2023).

Tindakan tersebut merupakan siasat dari terdakwa untuk memoles citra di hadapan jaksa penuntut umum dan majelis hakim.

Biasanya dilakukan agar mendapatkan keringanan hukuman.

Lantas, apa itu nerd defense?

Tren nerd defense atau pembelaan si kutu buku menjadi tren di persidangan kasus kriminal di Amerika.

Untuk memakai teknik ini, terdakwa kasus, yang mayoritas kasus kriminal, akan mengenakan kacamata dengan bingkai tebal berwarna hitam.

Dilansir dari Daily Mail, tren ini dimainkan oleh para terpidana agar terlihat lebih terhormat di mata juri.

Studi yang dilakukan pada 2008 di American Journal of Forensic Psychology membuktikan bahwa siasat ini dilakukan agar terdakwa kasus kriminal tidak terlihat seperti penjahat.

Menariknya, studi ini menemukan bahwa terdakwa yang mengenakan kacamata cenderung dibebaskan.

"Kami menemukan bahwa kacamata cenderung membuat terdakwa terlihat lebih cerdas dan tidak terlalu mengancam juri secara fisik," kata Michael Brown, profesor psikologi SUNY Oneonta yang melakukan penelitian tersebut.

"Ini adalah gagasan untuk menampilkan diri Anda sebagai orang yang cerdas," tambah dia.

Studi tersebut juga menyatakan bahwa terdakwa Afrika-Amerika yang memakai kacamata dianggap lebih cerdas, jujur, dan tidak mengancam.

Hal serupa disampaikan oleh pengacara veteran Harvey Slovis.

"Kacamata memperhalus penampilan mereka sehingga tidak terlihat mampu melakukan kejahatan kekerasan," ujarnya, dikutip dari Daily News.

Berdasarkan pengalaman kliennya, terpidana yang mengenakan kacamata cenderung mendapatkan hukuman ringan hingga dibebaskan.

"Kacamata memperhalus penampilan mereka sehingga tidak terlihat mampu melakukan kejahatan kekerasan," tandas Slovis.

Seperti, tersangka kasus pembunuhan paling terkenal yang juga mengenakan kacamata selama persidangan adalah Larry Davis.

Larry Davis didakwa mengeksekusi empat pria pada 1986.

Kemudian menembak enam polisi saat mereka mencoba menangkapnya.

Di persidangan, Davis tidak terlihat seperti preman berantai emas seperti yang digambarkan polisi.

Dia berpakaian seperti seorang mahasiswa, memakai kacamata berbingkai tanduk dan sweater.

Hakim Bronx memutuskan dia tidak bersalah atas kasus empat pembunuhan dan juga penembakan polisi.

"Jika kacamata membuat orang seperti Larry Davis terlihat lembut, mereka bisa cocok untuk siapa saja," ucap Slovis.

Kasus lain di mana lima pria diadili di Washinton DC karena tindak pembunuhan pada Maret 2010 juga melakukan taktik serupa.

Meskipun tidak memiliki masalah pengelihatan, kelima tersangka itu mengenakan kacamata hitam berbingkai tebal.

Saat itu, pengamat pengadilan mengatakan bahwa penggunaan kacamata merupakan upaya terdakwa untuk mengambil hati dan memengaruhi para juri.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal