VONIS.ID, SAMARINDA - Maraknya warung kelotong di Samarinda yang menyediakan fasilitas 'Pertamini' alias pengisian bahan bakar minyak (BBM) kembali disorot para legislatif di gedung DPRD Samarinda.
Alih-alih membantu masyarakat mendapatkan pengisian BBM dengan mudah, namun pasalnya penggunaan 'Pertamini' masih berstatus ilegal dan rentan menimbulkan bahaya.
Guna menghindari potensi bahaya tersebut, Komisi II DPRD Samarinda berencana akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama PT Pertamina dalam waktu dekat.
Dijelaskan Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Fuad Fakhruddin jika penataan 'Pertamini' tak hanya diinginkan para legislatif.
Perihal serupa katanya, juga turut diinginkan Pemkot Samarinda.
"Kalau sampai menjamur dan tidak ada pengelolaan dengan baik, maka bisa saja terjadi masalah-masalah. Yang paling nyata ya kebakaran," tegas Fuad, Kamis (14/10/2021).
Lanjut Fuad, sejatinta persoalan 'Pertamini' ini telah dibahas sejak jauh hari sebelumnya.
Yakni saat legislatif bertandang ke PT Pertamina yang bermarkas di Jalan Cendana, Kecamatan Sungai Kunjang pada 2020 silam.
Yang mana dalam pertemuan ini disepakati harus adanya peraruran daerah sebagai solusi kongkret.
"Tapi mau bagaimana pun 'Pertamini' di masyarakat untuk menjual minyak itu ilegal, dan tidak bisa dibuatkan aturan. PT Pertamina yang harusnya tegas, membuatkan regulasi," tekannya.
Selain itu, Fuad juga menuturkan dalam rencana RDP legislatif dengan PT Pertamina nantinya juga akan membahas permasalahan antrian truk di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Menurutnya, antrean truk kerap melebar hingga ke bahu jalan menjadi biang kerij kemacetan hingga kecelakaan di Kota Tepian.
"Ini juga menjadi jadi masalah yang harus dibahas," tegasnya.
Antrean mengular truk di SPBU bisa disebabkan ulah oknum nakal guna mendapatkan solar bersubsidi.
Dugaan Fuad ini didasari kenaikan harga batu bara yang begitu menggiurkan.
Yang mana juga hal tersebut bertalian dengan produksi penggunaan BBM jenis solar.
"Itu karena ada pengetap yang memanfaatkan, karena kita lihat sekarang yang sedang naik-naiknya ini batu bara. Otomatis konsumsi batu bara meningkat, perusahaan-perusahaan itu mengambil dari mereka (SPBU) yang di bawah harga," bebernya.
Untuk mengatasi persoalan ini, dengan lantang Fuad mengatakan jika PT Pertamina harus turun andil melakukan pengawasan dan menindak setiap SPBU yang membandel.
Sebab itu, Fuad meminta agar PT Pertamina bisa menindak tegas SPBU bandel yang turut bermain dengan para pengetap.
"Kalau SPBU nya bandel itu putus saja suplai BBM. Terutama pasokan solarnya. Dan ini artinya kembali kami mengingatkan," pungkasnya. (advetorial)