Jika terjadi kesalahan, aparat keamanan pun tidak boleh main hakim.
Sementara itu, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya memprotes keras tindakan oknum TNI yang menganiaya relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Hasto menyebut bahwa PDI-P sangat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan tersebut.
Bahkan, Hasto membawa-bawa nama Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto.
“Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI," ucap Hasto.
Hasto menduga bahwa tindak kekerasan tersebut berawal dari kerancuan Prabowo sebagai Menhan dan sebagai capres.
Oleh karena itu, menurutnya, tercipta kesan adanya emotional bonding di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo.
Hasto mengatakan, PDI-P meminta Panglima TNI secepatnya menindak oknum TNI tersebut agar tidak mencederai netralitas TNI.
Dia menegaskan nama baik TNI, Polri, dan aparatur negara lainnya jangan sampai dikorbankan dengan aksi oknum-oknumnya.
Di sisi lain, Hasto percaya bahwa TNI dan Polri akan menempatkan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara di atas segalanya.
"Marwah TNI dan Polri serta aparatur negara lainnya kini sedang dipertaruhkan di depan mata 270 juta lebih rakyat Indonesia," jelasnya.