Senin, 25 November 2024

Nasional

Sederet Kontroversi Al Zaytun Indramayu, Pimpinan Pondok Pesantren Mengaku Komunis

Sabtu, 17 Juni 2023 10:17

Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu. (ist)

VONIS.ID - Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu terus menuai kontroversi.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang seakan tak henti-hentinya membuat kontroversi.

Ia bahkan sampai di demo oleh ribuan warga di sekitar Indramayu lantaran ajaran yang dibawakan olehnya diduga sesat dan melenceng dari sunnah Islam.  

Bagaimana tidak, sempat heboh pelaksanaan salat Idul Fitri yang menyatukan laki-laki dan perempuan, memperbolehkan santrinya berzina, hingga meragukan Al Quran.

Terkini, Panji Gumilang mengaku bahwa dirinya adalah seorang komunis.

“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang dilansir akun TikTok @inverno.channel, melalui Viva.co.id.

Panji Gumilang menyebut, ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa.

“China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelas Panji Gumilang.

Kekuatan China, lanjut Panji, tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya, ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.

“Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperalis kapitalis. Seperti menyayangi rakyatnya tapi dia mencengkeram. Bahasa China begitu, entah ngerti entah tidak orang China itu,” papar Panji Gumilang.

“Kucing galak, pura-pura sayang kepada tikus. Kan tikus makanan kucing kan, di mana ada kucing yang sayang pada tikus,” ungkap Panji Gumilang menganalogikan.

Deng Xiaoping menitikberatkan tanggung jawab individu dan insentif material.

Dia mendesak pembentukan tenaga kerja terampil dan teknisi yang membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan negara.

Deng bersikeras supaya China tetap menjadi negara sosialis dengan kontrol pusat.

Reformasinya tentu meningkatkan kualitas hidup semua masyarakat China.

Deng Xiaoping sudah menyetir China ke arah pertumbuhan ekonomi setelah revolusi budaya. 

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal