VONIS.ID - Raja batu bara, Low Tuck Kwong, kembali menjadi sorotan setelah melakukan transaksi fantastis.
Kali ini, ia mengalihkan 22% atau 7,33 miliar kepemilikan sahamnya di PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kepada anak bungsunya, Elaine Low.
Kini Elaine Low menggenggam 7,33 miliar saham BYAN dengan nilai Rp123,75 triliun.
Diketahui Low Tuck Kwong berdasarkan The Real-Time Billionaires List dari Forbes masih menjadi orang terkaya ke 4 Indonesia dengan kekayaan bersih mencapai US$ 24 miliar (sekitar Rp 371,35 triliun).
Salah satu perusahaan yang dikelolanya yakni Bayan Resouces yang merupakan perusahaan batu bara dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dilansir dari berbagai sumber, pengalihan 22% saham Bayan oleh Low Tuck Kwong kepada Elanie Low dilakukan melalui pasar negosiasi BEI pada 28 Agustus 2024.
Jumlah yang ditransaksikan di pasar negosiasi BEI itu sebanyak 7,33 miliar saham BYAN di harga rata-rata Rp 13.888/saham.
Sehingga nilai keseluruhan transaksi mencapai Rp Rp123,75 triliun.
Saham Bayan Resources di pasar reguler ditutup melemah 1,04% ke Rp 16.700 pada perdagangan 30 Agustus 2024 kemarin.
Dengan mengacu pada harga tersebut, maka nilai kemilikan terkini dari Elaine Low atas saham BYAN menjadi Rp 122 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, Jenny Quantero sempat mengungkapkan transaksi di pasar negosiasi yang bernilai selangit dilatarbelakangi hubungan keluarga antara orang tua dan anak.
Di mana pemegang saham utama dan pengendali perseroan yaitu Dato Low Tuck Kwong sebagai ayah ingin mengalihkan atau menghibahkan sebagian saham-sahamnya kepada anaknya yang bernama Elaine Low dengan tujuan perencanaan suksesi jangka panjang keluarga.
“Para pihak yang melakukan transaksi adalah Dato Low Tuck Kwong (ayah) sebagai pihak yang mengalihkan saham miliknya sebanyak 7,33 miliar saham atau 22% kepada anaknya, Elaine Low,” ujar Jenny, Kamis (29/8/2024) dikutip dari investor.
Dijelaskan oleh Jenny, dengan adanya pengalihan saham tersebut, maka jumlah kepemilikan saham Low Tuck Kwong berubah dari 20,71 miliar saham menjadi 13,38 miliar saham atau dari 62,15% menjadi 40,15% saham.
"Elaine low sebagai pihak yang menerima saham yang dialihkan sebanyak 7,33 miliar saham atau sebesar 22% dari ayahnya Low Tuck Kwong," jelasnya.
“Dato Low Tuck Kwong tetap menjadi pemegang saham utama dan pengendali perseroan karena Elaine Low akan menggunakan hak suaranya atas seluruh saham yang dimilikinya sesuai dengan keinginan Low Tuck Kwong,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Bayan Resources (BYAN) membukukan laba bersih US$ 376,76 juta (sekitar Rp 6,18 triliun) sepanjang semester I-2024.
Sempat Anjlok dari periode yang sama tahun 2023 yang berjumlah US$ 723,85 juta.
Dan untuk tahun buku 2024, belum ada pengumuman dividen dari Bayan.
Biasanya, berdasarkan tahun buku 2022 dan 2023, Bayan mulai membagikan dividen interim dengan mengacu pada data keuangan per 30 September.
Jika berandai-andai, laba bersih BYAN disetahunkan untuk tahun buku 2024 bisa mencapai Rp 12,36 triliun.
Selain itu, Bayan juga bisa menebar dividen dengan payout ratio total sekitar 64,5% (seperti tahun buku 2023), maka Elaine Low – anak Low Tuck Kwong – bisa saja meraih dividen sekitar Rp 1,75 triliun.
Sosok Elaine Low
Melansir laman Manhattan.sg, Elaine merupakan lulusan Magister The Lee Kuan Yew School of Public Policy pada 2014 silam.
Pada tahun tersebut, Manhattan Resources Limited mengumumkan bahwa Elaine Low diangkat menjadi bagian dari Dewan Direksi.
Elaine Low diangkat kembali menjadi direktur non-eksekutif dan non-independen pada tanggal 24 April 2017.
Ia juga pernah tergabung dalam asosiasi akuntan profesional dan anggota Institute of Singapore Chartered Accountants.
Elaine Low juga merupakan inisiator penggabungan hotel bintang 5 dan rumah sakit untuk perusahaan The Farrer Park Company di Singapura.
Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan dan gaya hidup tersebut juga terkait dengan gurita bisnis Low Tuck Kwong, dikutip dari Forbes.
Selain itu, Elaine juga menjadi investor utama di SEAX Global yang bergerak di sektor infrastruktur dan konektivitas TIK berbasis Singapura.
Perusahaan itu membangun sistem kabel laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia. (*)