Sabtu, 23 November 2024

Wujudkan Sanitasi Sehat di Kota Tepian, Forkots Samarinda Belajar ke Kota Tangerang

Selasa, 5 November 2024 18:25

Forum Kota Sehat (Forkots) Samarinda saat lakukan kunjungan studi pembelajaran ke Kota Tangerang/foto: Pemkot Samarinda

VONIS.ID -  Belum lama ini, Ketua Forum Kota Sehat (Forkots) Samarinda, Rinda Wahyuni, memimpin kunjungan studi pembelajaran terkait Open Defecation Free (ODF) di Kota Tangerang.
 
Kunjungan itu guna memberikan wawasan dan solusi nyata bagi Samarinda yang masih berupaya mengatasi permasalahan buang air besar sembarangan (BABS) di sungai-sungai.
 
Rinda Wahyuni bersama rombongan Forkots Samarinda disambut langsung Ketua Forum Kota Tangerang Sehat (FKTS) Siti Rochayah, Wakil Ketua FKTS dr. Hj. Liza Puspadewi, serta Ketua Tim Pembina FKTS Yeti Rohaeti, beserta jajaran pengurus FKTS dan kader.
 
Selain berfokus pada pembelajaran ODF, kunjungan ini juga melibatkan diskusi tentang upaya Tangerang dalam menerapkan program kota sehat secara menyeluruh, khususnya dalam aspek sanitasi.
 
Kunjungan ini mencakup beberapa lokus utama seperti Sekretariat FKTS di RSI Sari Asih Arrahmah, Pokja Sehat di Kelurahan Alam Jaya, Kampung Lorong Anggur, serta FKTS Kecamatan Sehat di Karawaci.
 
Masing-masing tempat memberikan gambaran tentang bagaimana Kota Tangerang berhasil mendorong lingkungan bebas ODF dan mengatasi tantangan sanitasi perkotaan.
 
Dalam kesempatan itu, Rinda Wahyuni menyatakan Samarinda menghadapi tantangan besar dalam menciptakan lingkungan bebas BABS, mengingat banyak warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus.
 
“Sungai adalah urat nadi Samarinda. Namun, kebiasaan masyarakat yang masih BAB di sungai membuat masalah sanitasi ini semakin kompleks. Kami masih memiliki sekitar 3.700-an warga yang belum memiliki akses ke sanitasi yang layak,” ujarnya.
 
Kota Tangerang telah berhasil mencapai status ODF, suatu pencapaian penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan.
 
Rinda berharap bisa mengambil inspirasi dari strategi FKTS yang efektif dalam mengatasi ODF dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta dinas terkait secara maksimal.
 
“Kami ingin memahami prosesnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan bagaimana cara FKTS memastikan dinas-dinas terkait bisa menjalankan program ini secara optimal,” pungkasnya. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal