VONIS.ID - Hubungan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat, serta negara Barat lainnya semakin memanas.
Kali ini pihak Korea Utara melontarkan pernyataan pedas kepada Amerika Serikat, yang menganggap Negeri Paman Sam itu tengah ketakutan.
Bahkan, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menyebut Amerika Serikat bak anjing menggonggong usai Washington dan sekutunya mengecam peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM), Hwasong-17.
Kim membandingkan AS dengan "anjing menggonggong yang ketakutan", termasuk Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, yang dianggap pihak Korea Utara sebagai hal yang menjijikkan.
Kim mengatakan Korut akan mempertimbangkan pernyataan bersama tersebut sebagai pelanggaran sembrono terhadap kedaulatan dan provokasi politik yang serius.
"Dewan Keamanan PBB telah menutup mata dari latihan militer yang sangat berbahaya antara AS dan Korea Selatan dan penumpukan senjata yang mengarah ke DPRK [Republik Demokratik Rakyat Korea],"kata dia dalam pernyataan resmi, seperti dikutip The Independent, Rabu (24/11), dilansir dari CNN Indonesia.
Pernyataan itu kemudian berlanjut, "(Mereka) juga mempermasalahkan hak bela diri Korea Utara yang tak dapat diganggu gugat,"
Menurut Kim Yo Jong, AS harus berpikir matang-matang, tak peduli seberapa putus asa upaya melucuti senjata Korea Utara.
"Mereka tak akan mencabut hak, untuk membela diri dan semakin bersikeras atas tindakan anti korut yang akan mengancam krisis keamanan yang lebih fatal," kata dia,
Ejekan senada juga muncul dari Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Sun Hui di hari sebelumnya.
Ia menyebut Sekretaris Jenderal PBB, "boneka Amerika Serikat".
Pernyataan Kim Yo Jong muncul usai Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield menggelar rapat darurat untuk mengecam peluncuran rudal Korut.
Selama pertemuan berlangsung, ada banyak seruan kecaman dari berbagai pihak.
Menurut pernyataan bersama, sebanyak 14 negara sepakat membatasi perkembangan program senjata Korea Utara.
Namun, dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dan Rusia, menentang setiap tekanan dan sanksi baru terhadap Korea Utara.
"Halangan terang-terangan dari kedua anggota ini menempatkan wilayah Asia timur laut, dan seluruh dunia, dalam risiko," kata Greenfield.
Pertemuan antar diplomat itu berlangsung usai Korut meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM), Hwasong-17 pada pekan lalu.
Rudal tersebut meluncur hingga ketinggian maksimum 6.040 km dan terbang sejauh 999 km.
Peluru kendali itu mendarat secara akurat di area yang telah ditentukan di Laut Timur, atau Laut Jepang.
Salah satu pejabat Jepang mengatakan rudal tersebut bisa mencapai daratan Amerika.
Korut belakangan kerap melakukan uji coba rudal.
Beberapa waktu lalu, dalam tiga hari mereka disebut meluncurkan hingga 80 rudal.
(redaksi)