VONIS.ID - Kecaman mewarnai kericuhan berdarah di PT GNI yang diduga dipicu aksi kekerasan yang dilakukan tenaga kerja asing (TKA) asal China kepada pekerja lokal.
Ketua Komisi II DPRD Morowali Utara, Ikhtiarsyah berang atas peristiwa tersebut.
Tiar mengutuk keras perlakukan semena-mena terhadap para tenaga kerja lokal di PT GNI.
Tiar menuturkan bahwa kejadian berawal ketika para tenaga kerja lokal melakukan aksi mogok di area pabrik smelter PT GNI, Sabtu (141/1/2023).
Namun, aksi tersebut dihadang oleh sejumlah karyawan PT GNI asal China.
Mereka lalu bertindak anarkis dengan memukuli para karyawan yang sedang mogok kerja dengan beringas.
"Ini sudah tidak bisa ditolerir lagi, mereka (TKA,red) sudah semena-mena bahkan telah bertindak anarkis dan beringas terhadap tenaga kerja lokal. Pemerintah pusat dan Gubernur Sulteng tidak boleh membiarkan hal ini. Jangan menunggu jatuh korban lagi untuk mengambil tindakan tegas terhadap PT GNI," ujar Ikhtiarsyah, dilansir dari Kompas.TV.
Politisi PKB ini bahkan tak habis pikir dengan sikap pemerintah pusat dan Pemprov Sulteng yang seakan menutup mata terhadap persoalan-persoalan yang terus terjadi di PT GNI.
Ikhtiarsyah menilai seolah tidak ada itikad baik dari pemerintah bahkan terkesan melakukan pembiaran.
Dirinya juga menyoroti PT GNI yang hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpa meperhatikan aturan-aturan yang ada.
"Pemerintah pusat maupun pemprov Sulteng jangan hanya mau untungnya saja. jangan berdalih karena ini Proyek Strategis Nasional (PSN) maka peristiwa-peristiwa yang terjadi di PT GNI sengaja ditutup-tutupi hanya untuk menyenangkan investor saja. Sementara disisi lain PT GNI juga tidak berupaya memperbaiki diri untuk menaati peraturan-peraturan dalam berinvestasi di negara ini. Mereka hanya mengejar keuntungan semata," tukas Ikhtiarsyah.
Untuk meredam gejolak dan aksi balasan dari tenaga kerja lokal dan masyarakat setempat, Tiar meminta agar menahan diri, menahan amarah dan menyerahkan kasus ini ke pihak yang berwajib untuk di proses lebih lanjut.
"Untuk saudara-saudaraku yang menjadi korban dan juga kepada rakyawan lainnya serta masyarakat di sekitar pabrik smelter agar menahan diri, menahan amarah. Serahkan dan percayakan pengusutan kasus ini kepada pihak yang berwajib," imbaunya.
(redaksi)