Sabtu, 18 Mei 2024

Update Terkini

Komisi III DPRD Samarinda Tinjau Konsesi PT TBB, Ingatkan Pengelola Taati Aturan

Kamis, 11 November 2021 18:57

TINJAUAN - Komisi III DPRD Samarinda saat melakukan tinjauan di konsesi PT TBB, Jumat (15/11/2021)/vonis.id

VONIS.ID, SAMARINDA - Setelah sempat tertunda, Komisi III DPRD Samarinda akhrinya merealisasikan kunjungan ke kawasan konsesi batu bara.

Pada Jumat (15/10/2021) tadi, kunjungan para wakil rakyat ini menyasar konsesi PT Tiara Bara Borneo (TBB) yang mengantongi IUP.

Pada kunjungan tersebut legislatif Komisi III DPRD Samarinda didampingi ESDM Kaltim, Balai Gakkum DLH Samarinda, dan Inspektur Tambang Kaltim menyasar tambang di Samarinda Utara, yakni konsesi milik PT Tiara Bara Borneo (TBB). 

Dalam tinjauan ini, rombongan dewan yang berjumlah 8 orang dan dipimpin Angkasa Jaya Djoerani menyisir hampir keseluruhan konsesi.


Dalam tinjauan ini, Anhar anggoya Komisi III DPRD Samarinda sempat berbincang kepada Purnomo Tri Cahyono, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT TBB.

Saat itu, politisi PDI-P ini meminta agar pengelolaan lubang pit dapat dimaksimalkan untuk rampungkan air hujan.

"Setelah hujan reda, barulah air dipompa ke luar," ucap Anhar pada Purnomo. 

Sedangkan untuk target kunjungan lapangan ini, Komisi III berharap mendapat data menyeluruh terkait pengelolaan lingkungan penambangan oleh pihak perusahaan.

Di area perusahaan, para anggota dewan juga sempat berbincang dengan warga yang tinggal tidak jauh dari tanggul steling pum.

Warga bercerita tentang banjir yang kerap terjadi di permukiman mereka.

Meski tidak ada keluhan berat, namun warga tetap berharap adanya perhatian para pejabat publik. 

"Yang penting diatur air dari kolam biar enggak langsung besar mengalir ke anak sungai saat hujan," saran Anhar lagi kepada Purnomo.

Menanggapi masukan dari politisi PDI-P tersebut, Purnomo mengatakan bakal menindaklanjuti masukan itu.

Menurut perwakilan perusahaan, air hujan yang masuk ke pit dipastikan tidak keluar ke drainase permukiman warga. Selain itu, lanjut Purnomo, jika hujan datang maka aktivitas penambangan akan dihentikan minimal dua hari. 

"Aturan pemerintah soal lingkungan hidup kami ikuti. Sedimen pump, steling pump, pumping, manajemen air sudah kami lakukan," terangnya. 

Selain itu kata Purnomo, laporan berkala juga juga terus dilakukan kepada ESDM dan Gakkum DLH Samarinda

"Kami sudah memenuhi semua," tukasnya. (advertorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal