VONIS.ID, SAMARINDA - Kasus pembobolan toko ponsel Murya Cell di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur yang mencapai kerugian ratusan juta pada Jumat (13/12/2021) lalu, masih terus didalami polisi.
Aksi pembobolan toko ponsel tersebut, sedikitnya 57 kotak berisi ponsel pintar baru dengan materil mencapai Rp 130 juta raib digasak para pelaku yang masih diburu.
"Sekarang masih tahap penyelidikan, mengumpulkan saksi-saksi dan sejumlah alat bukti," terang Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Jufri Rana melalui Kanit Reskrim Iptu Dedi Septriadi pada Jumat (7/1/2021).
Dalam penyelidikan petugas, kata Dedi, jajaran Polsek Samarinda Seberang yang dibantu Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) atas kejadian tersebut.
Sejumlah spesimen permulaan bukti telah diamankan petugas dari TKP pencurian.
Selain itu, untuk mengungkap aksi para pelaku, petugas juga sedikitnya telah mengambil keterangan dari enam orang saksi.
"Hari sebelumnya kami sudah mengambil keterangan dari pemilik toko, adik ipar pemilik toko dan satu karyawan. Hari ini kami juga sudah mengambil kembali keterangan tiga saksi tambahan yang lain," beber Dedi.
Disinggung lebih jauh mengenai dugaan keterlibatan orang dalam terkait aksi pembobolan toko ponsel, Dedi pun memilih irit berbicara.
Ia enggan menduga-duga sebelum ditemukannya bukti lebih lanjut.
"Kami tidak mau menduga-duga dulu, lihat hasil penyelidikan saja nanti.
Memang tidak ditemukan ada unsur paksaan dalam pembobolan itu, yang rusak hanya dibagian plafon dekat kasir," ungkapnya.
Selain mengumpul saksi dan bukti, Dedi Septriadi juga menyebut ada rekaman CCTV yang juga telah diamankan dan sedang diperiksa lebih lanjut oleh Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda.
"Kalau memang nanti perlu dikirim ke forensik ya akan kami kirim ke lab (forensik) Surabaya. Ini masih dalam tahap penyelidikan," tandasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena melalui Kasubnit Inafis, Aiptu Harry Cahyadi mengatakan saat ini lokasi kejadian telah dipasangi police line alias garis polisi guna kepentingan penyidikan.
"Kami pasang garis polisi dulu, supaya steril tidak ada yang masuk kecuali saksi," kata Harry Cahyadi.
Selain itu, Harry Cahyadi juga menuturkan olah TKP juga dilakukan menggunakan peralatan AK-21, untuk mendeteksi sidik jari.
"Kami mencari sidik jari diduga pelaku, serta mencari jalur dari mana pelaku ini masuk.
Barang bukti yang kami amankan sidik jari yang menempel dan potongan plafon," pungkasnya.
(tim redaksi)