VONIS.ID - Banyak yang menyangka Kapal Van de Wijck hanyalah bagian dari cerita fiksi Novel 'Tenggelamnya Kapal Van de Wijck' yang ditulis oleh Buya Hamka pada tahun 1938.
Kemudian Pada akhir tahun 2013, novel karya Buya Hamka tersebut diadaptasikan dalam sebuah film yang berjudul 'Tenggelamnya Kapal Van der Wijk'.
Diketahui film 'Tenggelamnya Kapal Van der Wijk' itu tayang perdana pada 19 Desember 2013 dan menyedot banyak perhatian penikmati film.
Sebenarnya, Kapal Van der Wijk bukanlah fiksi.
Kapal milik maskapai Belanda itu nyata ada dan kapal tersebut tenggelam pada tahun 1936.
Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mulai mengidentifikasi dan mengumpulkan sisa-sisa bangkai Kapal Van Der Wijck yang diduga tersebut.
Bangkai kapal mewah pada zamannya itu ditemukan di sekitar perairan Brodong Lamongan.
Sejauh ini, petugas masih melakukan survei terhadap titik yang diduga sebagai lokasi tenggelamnya kapal bersejarah itu.
"Identifikasi terus dilakukan untuk tercapainya tujuan tersebut dan terus dilakukan eksplorasi. Sebab, ada banyak properti," ujar Arkeolog BPCB Jatim, Dwi Nugroho.
Tim arkeolog sudah mulai melakukan observasi lapangan di titik tenggelamnya kapal sejak Juni 2021 lalu.
Lokasi ditemukan berdasarkan dari sejumlah foto yang video yang diperoleh.
Namun demikian, survei tersebut tak berjalan baik karena kondisi perairan Lamongan yang keruh.
Kegiatan jadi baru bisa dilanjutkan pada Oktober ini.
"Jadi kami terus cocokkan bagian-bagian dengan gambar dari Kapal Van Der Wijck," pungkasnya.
Dia menjelaskan bahwa informasi juga diperoleh dari pernyataan sejumlah masyarakat dan nelayan, serta keberadaan monumen tugu peringatan.
Tim arkeolog menurutnya masih melakukan identifikasi untuk memastikan apakah benar merupakan bangkai dari Van Der Wijck.
Kapal tersebut disebutkan memiliki sejumlah barang berharga yang bisa untuk dijadikan sebagai museum.
Banyak cerita yang dieksplorasi tentang apa yang terjadi pada 1936 lalu.
"Kami berharap, jika ke depan bisa terus dieksplorasi, diangkat dan atas izin Bupati Lamongan, bisa dijadikan museum," ujarnya dilansir dari cnnindonesia.com.
"Itu bagian dari sejarah yang daerah lain tidak punya," tambahnya.
Sementara itu, Letkol Laut (T) Bagus Arianto dari Koarmada II Jatim mengatakan bahwa pihaknya bersedia untuk terlibat dalam kegiatan pencarian kapal tersebut di perairan Lamongan.
Pasalnya, jika benar bangkai kapal itu adalah Van Der Wijck maka harus menjadi ikon dunia yang wajib dijaga.
Ia menganggap karakteristik dari kapal yang ditemukan dalam foto tersebut identik dengan Kapal Van Der Wijck.
"Penempatan tangga ini sesuai fungsi apakah kapal untuk perang atau untuk mengangkut penumpang. Baling-balingnya juga demikian," ucap dia.
Sebagai tambahan informasi, Kapal Van Der Wijck merupakan angkutan laut mewah di era 1921 yang tenggelam pada 1936 di Laut Jawa.
Kapal tersebut diberikan nama demikian karena sesuai dengan nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart van der Wijck. (redaksi)