Kamis, 19 September 2024

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Jiwa, RSJD Atma Husada Mahakam Beberkan Keunggulan Program Sihati

Sabtu, 27 Juli 2024 17:22

PAPAN NAMA - Papan nama RSUJ Atma Husada Mahakam/ Foto: Tribunnews

VONIS.ID -  Program Sihati (Sistem Pelayanan Kesehatan Jiwa Terintegrasi) yang diterapkan Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam (RSJD AHM) Samarinda telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa

Program tersebut diketahui mulai diluncurkan sejak tahun 2021.

Program Sihati ini telah menjadi tonggak penting dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif dan terintegrasi di wilayah Kaltim khususnya di Samarinda.

Dijelaskan Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSJD Atma Husada Mahakam, Rahmawati  bahwa Program Sihati merupakan upaya inovatif yang melibatkan berbagai pihak dalam sistem pelayanan kesehatan jiwa.

“Program ini melibatkan berbagai stakeholder seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Satpol PP, Disdukcapil, Diskominfo, dan pihak-pihak lain seperti TKS, PSM, Babinsa, Babinkantibmas, serta puskesmas di wilayah Samarinda,” jelasnya.

Sebelum peluncuran Program Sihati, RSJD AHM menghadapi berbagai tantangan dalam proses penanganan pasien, khususnya terkait dengan evakuasi, pembiayaan dan pasca perawatan.

“Tahun 2022 program Sihati hanya berhenti pada evakuasi dan perawatan di rumah sakit. Namun, kendala utama adalah memulangkan pasien ke keluarga mereka atau mencari tempat penampungan atau rehabilitasi lanjutan pasca perawatan di RSJD AHM,” ucapnya.

Seiring dengan perkembangan Program Sihati, kapasitas panti rehabilitasi milik Dinsos Prov. Kaltim di PSBR mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2021, hanya memiliki kapasitas 10 orang, tetapi tahun 2024 kapasitas tersebut telah meningkat menjadi 30 orang.

“Kami bersyukur atas peningkatan kapasitas ini, karena kini lebih banyak pasien yang bisa ditampung dan mendapatkan rehabilitasi, terutama bagi mereka yang terlantar dan tidak memiliki keluarga,” ungkapnya.

Sihati juga mengembangkan dan mengintegrasikan kegiatan “droping” atau pemulangan pasien yang telah menjalani perawatan bagi pasien yang memiliki keluarga, mereka akan dikembalikan ke rumah mereka.

Namun, jika pasien tidak memiliki keluarga, mereka akan dibawa ke panti sosial atau rumah antara yang ada di Kota Samarinda.

“Selanjutnya Kami memfasilitasi setiap pasien yang dipulangkan ke PSBR atau panti sosial milik swasta mendapatkan layanan kontrol kesehatan yang berkelanjutan rumah sakit juga menyediakan layanan antar jemput untuk kontrol dan pengambilan obat,” tuturnya.

Selain itu, RSJD AHM juga melaksanakan program kunjungan rumah atau home visit untuk memastikan pasien yang telah mendapatkan perawatan tetap dalam kondisi baik.

Pada tahun 2023, sebanyak 360 kegiatan home visit dilakukan untuk pasien di rumah maupun di panti-panti sosial. Dan kegiatan ini terus berlanjut di tahun ini.

“Sekitar 90% dari pasien rawat inap menggunakan pembiayaan BPJS . Untuk ODGJ terlantar pun Sebagian besar awalnya tidak memiliki jaminan kesehatan melalui SIHATI diupayakan untuk dapat segera difasilitasi pembuatan kepesertaan BPJS PBI, sehingga pada saat masuk RSJD AHM yang kedua kalinya sudah menggunakan BPJS PBI” jelas Rahmawati.

Ia berharap program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat dan dampak yang lebih besar bagi masyarakat Kalimantan Timur, dan dapat di replikasi di kabupaten / Kota.

"Dalam Penanganan ODGJ tidak dapat hanya dilakukakan oleh RSJD Atma Husada mahakam saja atau sektor Kesehatan saja namun harus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder yang terkait," pungkasnya. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal