VONIS.ID - Rusia semakin gencar menyerang Ukraina, bahkan Vladimir Putin memberikan instruksi khusus kepada pasukannya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan penguatan perbatasan dan menginstruksikan layanan khusus untuk menjaga kontrol yang lebih besar terhadap masyarakat.
"Pekerjaan harus diintensifkan melalui dinas perbatasan dan Dinas Keamanan Federal (FSB)," kata Putin seperti dilaporkan kantor berita RIA dan dikutip Reuters, melalui CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).
"Dan itu (perbatasan) harus ditutupi dengan andal. Setiap upaya untuk melanggarnya harus digagalkan dengan cepat dan efektif menggunakan kekuatan dan sarana apapun yang kita miliki, termasuk unit aksi bergerak dan pasukan khusus."
Berbicara pada Hari Layanan Keamanan, yang dirayakan secara luas di Rusia, Putin menginstruksikan layanan untuk meningkatkan kontrol masyarakat dan memaksimalkan "penggunaan potensi operasional, teknis, dan personel" mereka untuk mencegah risiko yang datang dari luar negeri dan pengkhianat internal.
"Ketenangan maksimum, pemusatan kekuatan sekarang diperlukan dari badan-badan kontraintelijen, termasuk intelijen militer," kata Putin.
"Penting untuk menekan tindakan dinas khusus asing, dengan cepat mengidentifikasi pengkhianat, mata-mata, dan penyabotase."
Dia juga mengatakan bahwa itu adalah tugas layanan khusus untuk memastikan keselamatan orang-orang yang tinggal di daerah di Ukraina yang diklaim Moskow pada September sebagai milik mereka, namun oleh Kyiv dan sekutu Baratnya disebut sebagai aneksasi ilegal.
"Adalah tugas Anda untuk melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan mereka secara maksimal, menghormati hak dan kebebasan mereka," kata Putin, sembari menjanjikan mereka lebih banyak peralatan dan senjata modern.
Adapun, masih belum ada tanda-tanda perang berakhir yang sudah memasuki bulan ke-10.
Konflik tersebut, yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menewaskan puluhan ribu orang, mengusir jutaan orang dari rumah mereka, dan menghancurkan kota-kota menjadi reruntuhan.
Moskow menyebut invasinya sebagai "operasi khusus" untuk denazifikasi dan demiliterisasi tetangganya.
Kyiv dan sekutunya di Barat menyebutnya sebagai tindakan perampasan tanah yang tidak beralasan.
(redaksi)