Oleh sebab itu, lanjut Deni, salah satu solusinya dengan mendorong masyarakat untuk membangun usaha secara mandiri mulai dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Hal ini dirasa sangat relevan dilakukan dalam jangka waktu dekat.
Sebab juga mengingat adanya program, Pro-Bebaya di tingkat RT yang telah dijalankan Pemkot Samarinda.
"Kita harap UMKM-UMKM baru akan timbul. Dan artinya masyarakat mampu membuat peluang dan berinovasi agar tak hanya bergantung kepada perusahaan, karena perusahaannya kan terdampak pandemi," bebernya.
Dalam perhitungannya, Deni menyebut jika Pro-Bebaya sukses dijalankan dengan anggaran dana Rp100 juta per RT per tahun akan menciptakan 4.000 UMKM.
"Kalau satu RT mampu menumbuhkan dua UMKM maka hasilnya bisa menimbulkan 4.000 UMKM di tahun 2022. Dan tentunya ini akan menjadi harapan yang baik ," pungkasnya. (advertorial)