Deni, sapaan akrabnya mengatakan, standarisasi tersebut sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Semakin puskesmas mempunyai akreditasi yang baik, maka akan jaminan puskesmas mempunyai mutu pelayanan yang berkualitas.

"Kenapa harus ada standarisasi tadi? Supaya selain pemenuhan fasilitas, kita juga melengkapi aturan yang telah ditetapkan.

Jadi seandainya kita sudah memenuhi itu, otomatis tipe puskesmas kita pun akan naik," ujar Deni.
 
"Yang sebelumnya tidak ada rawat inap, kita lengkapi dengan rawat inap maka otomatis statusnya naik," lanjutnya.
 
Deni mengaku menilik saat masa pandemi Covid-19, hendaknya menjadi pembelajaran di mana banyak pasien yang membutuhkan fasilitas kesehatan, sementara daya dukung puskesmas kurang memadai.
 
"Kita harapkan tadi sebetulnya, jangan sampai kelabakan seperti dari kejadian Covid-19 beberapa waktu yang lalu.

Ketika itu banyak sekali pasien yang membludak tetapi fasilitas kesehatan kurang memadai,  yang kita harapkan dengan peningkatan ini tadi menjadi suatu layanan dasar hadir bisa memenuhi segala kebutuhan masyarakat," ujarnya.
 
Dirinya berharap ke depannya pelayanan puskesmas terhadap masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik, sehingga masyarakat tidak perlu selalu datang ke rumah sakit selama bisa ditangani di Puskesmas. 
 
"Kalau di puskesmas ini terlayani dengan baik otomatis masyarakat kan tidak lagi kerumah sakit," pungkasnya. (*)