Disinggung lebih jauh mengenai insiden serupa, yakni terbakarnya kilang Pertamina pada Maret 2022 kemarin yang mana hingga saat ini juga belum diketahui sebab pastinya.
"Kebakaran pertama belum ada hasil, kita juga menunggu dari labfor karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama, begitu juga dengan dugaan kebakaran kita belum bisa simpulkan apakah karena kelalaian atau tidak, karena kita masih sama-sama menunggu hasilnya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran diduga pertama kali berasal dari plant 5, Unit Hydro Skimming Complex. Untuk diketahui, plant 5 itu menghasilkan bahan baku gasoline.
Dari peristiwa tersebut, diketahui ada 6 orang menjadi korban yang mana 1 di antaranya minggal dunia. 3 mengalami luka bakar dan sedang menjalani perawatan di RS Pertamina Balikpapan.
Sementara 2 lainnya, mengalami luka ringan akibat paparan api yang sempat mendapat perawatan di klinik setempat.
(redaksi)