Jumat, 22 November 2024

Kematian Satu Keluarga di Kalideres Menjadi Misteri, Polisi Hentikan Penyelidikan

Minggu, 11 Desember 2022 15:25

TKP - Rumah tempat satu keluarga di Kalideres ditemukan tewas. Foto: MNC Portal

VONIS.ID - Kepolisian akhirnya menghentikan penyelidikan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Kasus kematian misterius keempat anggota keluarga itu pun menjadi misteri, namun kepolisian menemukan sejumlah fakta tentang keluarga tersebut.

Sebulan sejak temuan kasus kematian misterius satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022, polisi akhirnya mengungkapkan penyebab kematian satu keluarga tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan kesimpulan akhir penyelidikan kasus kematian satu keluarga itu.

"Dari hasil penyelidikan, kami menemukan petunjuk, titik terang. Ada keidentikan antara hasil penelitian dari psikologi forensik maupun sosiologi agama," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Jumat (9/12/2022).

Berikut sejumlah fakta dari kasus kematian misterius keluarga di Kalideres:

Meninggal karena sakit

Dokter forensik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ade Firmansyah mengatakan bahwa tim forensik menemukan feses di tubuh dua korban meninggal, yakni Budyanto dan Dian.

Temuan itu mematahkan dugaan awal yang menyebut bahwa keluarga ini meninggal karena berhenti makan.

"Ditemukan feses, di tubuh Budyanto dan Dian itu ada feses. Pada jenazah ini ditemukan sisa makanan belum terbuang," ujarnya.

Sementara itu dokter forensik Asri M. Pralebda menjelaskan penyebab kematian 4 anggota keluarga tersebut.

"Pertama, Rudyanto akibat permasalahan saluran cerna. Kedua, Reni Margaretha Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," jelasnya.

Dian meninggal terakhir

Berdasarkan keterangan Asri, urutan kematian keluarga Kalideres ini bermula dari Rudyanto, Reni Margaretha, Budyanto, dan terakhir Dian, anak dari Rudyanto dan Reni Margaretha.

Saat itu, jasad Rudyanto (71) ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur kamar belakang.

Istrinya, Reni Margaretha (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Kemudian ipar Rudyanto, Budyanto (69) ditemukan terlentang di sofa ruang tamu.

Adapun Dian (42), ditemuka di kamar yang sama dengan ibunya, namun di lantai.

Tak pernah ke rumah sakit

Meskipun meninggal karena masalah kesehatan, Kombes Hengki menjelaskan bahwa keempat korban tidak menjalani perawatan ke rumah sakit untuk menyembuhkan penyakitnya.

Dalam proses penyelidikan, Hengki menuturkan, penyidik menemukan informasi bahwa satu keluarga tersebut tidak pernah menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

BPJS yang ditemukan dilaporkan sudah dua tahun tidak aktif.

Selain itu, penyidik juga menemukan fakta bahwa Buyanto tidak menggunakan uang hasil menjual mobil untuk kepentingan pengobatan.

Fakta tersebut bertentangan dengan keterangan yang diberikan oleh saksi.

Curhatan Dian

Tim Ahli Forensik juga menyampaikan bahwa pesan-pesan yang tersimpan di ponsel milik keluarga di Kalederes itu ditulis oleh Dian.

Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengatakan bahwa dian menuliskan isi curahan hatinya untuk mengekspresikan emosi negatif.

Curahan hati Dian itu menggambarkan kegundahan hati tentang kondisi keluarga dan keinginannya untuk mendapatkan jodoh.

"Kalimat-kalimat yang juga positif yang meng-counter dia. Tidak ada ke arah bunuh diri," kata Reni.

Menurut Reni, Dian memiliki karakter yang kerap menekan emosi negatif dan sulit mengambil keputusan.

Temuan menyimpulkan bahwa Dian memiliki sikap ketergantungan yang tinggi kepada ibunya.

"Kepribadian Dian tersebut dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan oleh kedua orang tuanya yakni Rudyanto dan Margaretha," ujar Reni.

Itulah mengapa, Dian menjadi orang terakhir yang tewas.

Tidak ada paham apokaliptik

Polisi juga mengungkapan temuan yang mematahkan dugaan awal bahwa satu keluarga tersebut menganut paham apokaliptik.

Hal itu disampaikan oleh Ahli Sosiologi Agama, Jamhari pada Jumat (9/12/2022).

“Berdasarkan penelurusan kami terhadap barang bukti, tidak ditemukan perilaku atau paham apokaliptik,” ujar.

Menurutnya, tidak ada kejanggalan dari buku-buku yang berisi soal beberapa agama, seperti Kristen, Islam, dan Budha.

"Buku-buku tersebut bisa dibeli di toko buku manapun. Jadi ini saya kira bukan menunjukan bahwa mereka sedang mengkaji suatu keagamaan tertentu,” kata dia.

Bahkan, Jamhari juga tidak menemukan keanehan terkait rajah, mantra atau lembaran kertas yang bertuliskan untaian ayat-ayat Alquran.

Tidak ada pidana

Berdasarkan update terkini kasus kematian misterius keluarga Kalideres itu, pihak kepolisian memastikan tidak ada tindak pidana yang ditemukan.

Dengan begitu, polisi memutuskan untuk menutup kasus tersebut.

Jenazah keempatnya segera diserahkan kepada pihak keluarga.

Namun, Kobes Hingki enggan menyampaikan detail waktu penyerahan jenazah satu keluarga tersebut.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal